Merayakan Tahun Baru Islam, Simak Jadwal dan Amalannya


Tahun Baru Islam 1446 Hijriah ditandai dengan memasuki tanggal 1 Muharram. Lantas, 1 Muharram 1446 Hijriah jatuh tanggal berapa?

Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah. Kemudian diikuti dengan bulan Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah.

Tak hanya sebagai permulaan tahun, Muharram juga menjadi salah satu bulan istimewa dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan. Terdapat banyak amalan sunnah yang dapat dilakukan untuk meraih pahala di bulan mulia ini.

Untuk itu, penting bagi setiap Muslim mengetahui kapan masuknya bulan Muharram ini. Nah, untuk mengetahui kapan 1 Muharram perlu mengonversi kalender Hijriah ke Masehi.

Simak berikut penjelasan lengkapnya!

1 Muharram Jatuh Tanggal Berapa?

Kalender Masehi dan Hijriah sama-sama terdiri dari 12 bulan. Meski demikian, sistem penanggalan yang digunakan keduanya berbeda.

Untuk itu, kalender Hijriah perlu dikonversi ke kalender Masehi jika ingin mengetahui tanggal 1 Muharram.

Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan Kementerian Agama RI, tanggal 1 Muharram 1446 Hijriah bertepatan dengan hari Minggu, 7 Juli 2024 Masehi.

Dengan demikian, tanggal 1 Muharram 1446 H jatuh pada tanggal 7 Juli 2024.

Apakah 1 Muharram Tanggal Merah?

Seperti yang disebutkan di atas, bahwa tanggal 1 Muharram diperingati sebagai Tahun Baru Islam. Sementara di Indonesia, terdapat sejumlah hari besar keagamaan yang ditetapkan sebagai tanggal merah.

Lantas, apakah 1 Muharram atau Tahun Baru Islam ditetapkan sebagai tanggal merah?

Tanggal merah dalam rangka memperingati hari besar keagamaan diatur dalam SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024. Dalam SKB tersebut tercatat bahwa peringatan Tahun Baru Islam yang jatuh pada 7 Juli 2024 ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional.

Dengan demikian, tanggal 1 Muharram ditandai sebagai tanggal merah.

Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Dilansir dari situs Nahdlatul Ulama, Muharram merupakan salah satu asyhurul hurum (bulan-bulan yang dimuliakan) oleh Allah SWT, yaitu Muharram, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Rajab.

Sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, umat Islam dianjurkan melakukan amalan-amalan yang baik. Dengan maksud, agar kebiasaan baik tersebut berkelanjutan di bulan-bulan berikutnya.

Para ulama mengklasifikasikan jenis amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram tersebut, yaitu:

– Melakukan shalat
– Berpuasa
– Menyambung silaturahim
– Bersedekah
– Mandi
– Memakai celak mata
– Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)
– Menjenguk orang sakit
– Menambah nafkah keluarga
– Memotong kuku
– Mengusap kepala anak yatim
– Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali

Sebagian ulama mengawetkannya dalam bentuk nadhom, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur.

فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ

“Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘Asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah, sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat Al-Ikhlas 1.000 kali.”