Market

JK dan Ciputra, Rasis atau Pembela Bangsa

Ketua PP Muhammadiyah, Nasir Abbas merasa kaget dengan stigma rasis yang menempel kepada eks Wapres Jusuf Kalla (JK), hanya gara-gara pernyataan 50 persen bahwa ekonomi Indonesia, dikuasai etnis China yang jumlahnya hanya 4,5 persen.

Padahal, kata Nasir, JK tidak sedikit pun bersirikan rasis. Dia tidak membenci etnis tertentu. jaringan relasinya cukup luas tak peduli etnis. “Saya cukup terkejut mendengar ada orang yang mencap Jusuf Kalla atau JK sebagai racist karena beliau mengatakan bahwa 50 persen ekonomi Indonesia dikuasai penduduk dari etnis Cina, padahal jumlahnya hanya 4,5 persen,” papar Nasir di Jakarta, Sabtu (10/6/2023).

Selanjutnya Nasir membeberkan bukti bahwa JK tak membenci etnis China. “Apakah JK membenci etnis Cina? Kalau ada orang yang mengatakan JK membenci etnis Cina, lalu mengapa JK menunjuk Sofjan Wanandi dari etnis Cina yang terlahir dengan nama Liem Bian Khoen, sebagai teman dekat dan pembantu utamanya saat menjadi wapres? Saat ini, Liem Bian Khoen atau Sofyan Wanandi adalah pengusaha keturunan yang cukup sukses. Dia itu pendiri Gemala Group (sekarang Santini Group),” papar Nasir.

Saat Ciputra masih hidup, punya perasaan yang sama dengan JK. Dalam sebuah wawancara dengan media, raja properti bernama asli Tjie Tjin Hoan itu, mengaku prihatin. Dari 45-50 perusahaan publik sektor properti, hanya satu yang milik penduduk asli alias pribumi. Yang lainnya milik warga Tionghoa. Di perusahaan alam ekspor pun sami mawon, mayoritas milik warga Tionghoa.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan? Ciputra berjanji akan bersurat ke Presiden Jokowi dan Wapres JK, agar mengalokasikan sebagian besar anggaran pendidikan untuk mencetak entrepreneur pribumi. “Kita harus didik penduduk asli agar bisa menjadi entrepreneur-entrepreneur yang handal,” timpal Wakil Ketua Umum MUI itu.

Artinya, lanjut Nasir, baik JK meupun Ciputra, meski berbeda etnis namun sama-sama punya informasi dan pandangan yang sama. Lalu, kenapa JK disebut rasis tapi Ciputra tidak? “Kita harus melihat dengan kaca mata yang jernih. Apa yang disampaikan JK dan Ciputra itu, tentu sangat strategis. Karena, tujuannya adalah untuk kebaikan dan kemashlahatan negara dan bangsa ini ke depannya,” pungkas Nasir.

Dalam acara halalbihalal Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat malam (12/5/2023), JK menyebut, lebih dari 50 persen ekonomi di Indonesia dikuasi orang China atau Tionghoa. “Kita di Indonesia, penduduk Tionghoa itu hanya empat setengah persen tapi mengusai ekonomi lebih 50 persen. Jadi kekuatan 10 kali lipat daripada jumlahnya,” kata Kalla.

Dari 100 orang kaya di dunia, kata dia, hanya ada lima orang Islam yang masuk daftar tersebut. Menurut dia, tantangan terbesar di bangsa Indonesia ini yakni perihal kewirausahaan atau entrepreneurship. “Bukan hanya ilmu saja. Semua di sini perilmuan cendekiawan. Hanya di Indonesia negara Islam begini, ada gap (jarak) besar. Malaysia juga, tetapi Malaysia memang penduduk Tionghoa itu 30 persen,” ujar dia.

Di media sosial (medsos), beredar pernyataan JK tentang itu. Warga medsos alias netizen ramai-ramai menghujatnya. Muncul istilah rasis menyerang JK yang diduga dimainkan kalangan buzzer.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button