Upaya pelesiran Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun ke Boston, Amerika Serikat (AS) untuk mengikuti kegiatan marathon tetap saja tak bisa dimaklumi, sekalipun perjalanan itu dibatalkan dan putar balik pulang ke tanah air.
Direktur Riset Trust Indonesia Ahmad Fadhli menyatakan wajar saja bila publik menyoroti Misbakhun, sebab situasi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
“Pertama, saat ini semua orang di republik ini fokus, sigap, dan waspada terhadap situasi ekonomi dalam negeri imbas kebijakan perang tarif Trump. Sehingga siapapun pejabat yang bertanggung dalam urusan itu (ekonomi) akan menjadi perhatian dan amatan publik,” ujar Fadhli kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Meskipun ranah kerja Misbakhun di legislatif, kata dia, tetapi sebagai bagian utuh dari parlemen, Komisi XI memiliki fungsi pengawasan atas pelaksanaan UU, APBN, dan kebijakan Pemerintah di bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional, moneter dan sektor jasa keuangan.
Bidang pengawasan yang diawasi Misbakhun dan Komisi XI, kata dia, saat ini sangat diperhatikan masyarakat. Sebab nilai tukar rupiah sempat merosot ke hampir level Rp17 ribu dan pasar saham (IHSG) yang terkoreksi besar-besaran hingga ke level di bawah 6.000.
Asal tahu saja, pergerakan rupiah terhadap dolar AS, benar-benar tersungkur. Pada awal pekan atau Senin (14/4/2025), kurs rupiah ditutup di level Rp16.786/US$. Sedangkan pada penutupan perdagangan di Kamis (17/4/2025), kurs rupiah dipatok Rp16.833/US$. Atau mengalami pelemahan mingguan 0,16 persen. Pelemahan ini adalah yang kelima secara beruntun.
“Karena itu, memang secara etika, tidak elok Misbakhun sibuk mengikuti kegiatan lari bahkan hingga ke Amerika. Sebab, seperti seolah-olah, dirinya abai dan tidak punya tugas penting untuk mengawal dan menjaga perekonomian dalam negeri,” tutur dia.
“Padahal hampir setiap hari, semua orang was-was dengan kondisi ekonomi. Mayoritas mereka khawatir ekonomi Indonesia akan terdampak perang tarif Trump. Nilai ekspor merosot, industri padat karya yang berorientasi ekspor mengalami penurunan signifikan,” lanjut Fadhli.
Dia memandang, aksi putar balik Misbakhun tentu tak bisa dipungkiri demi menjaga jabatan yang didudukinya saat ini. “Misbakhun tentu tidak mau kehilangan pengaruh dan momentum saat dipercaya menjadi Ketua Komisi XI saat ini,” tandasnya.
Terkait derasnya kritikan, Misbakhun sudah angkat bicara. Dia membantah jika dianggap lebih mementingkan hobi ketimbang pekerjaan.
“Sebagai politisi tidak ada yang lebih berharga dari negara dan partai, memutuskan menjadi politisi itu artinya, memutuskan untuk mendapatkan mengabdi dengan sepenuh hati, mau tanggal merah panjang, jika Bapak Ketum Partai dan Negara membutuhkan, tetap saja kepentingan partai dan negara harus diutamakan,” ucap Misbakhun kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Ia menjelaskan, ketika tahu ditegur Bahlil, dirinya sedang dalam penerbangan dari Tokyo menuju Boston, untuk mengikuti Race Boston Maraton di akhir pekan. Dan langsung putar balik pulang ke tanah air.
“Saya sudah merencanakan kegiatan ini jauh-jauh hari sebelumnya. Sebelum pergi, saya sebagai kader Golkar sudah meminta ijin kepada beliau, Bapak Bahlil Lahadalia selaku Ketum Partai Golkar,” ungkapnya.
“Sehingga begitu pesawat mendarat di Boston, saya langsung memutuskan kembali ke Jakarta. Bagi saya, ini adalah isyarat panggilan untuk secepatnya kembali ke Tanah Air,” tegasnya.
Ia menjelaskan, hobi dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan hidup jiwa dan raga. Namun, masih banyak kesempatan untuk berlari dan maraton, bahkan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
“Tetapi keputusan untuk menjadi politisi sama artinya siap dengan konsekuensinya, yaitu melepaskan seluruh kepentingan pribadi di atas kepentingan rakyat banyak,” tandas Misbakhun.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia geram dengan menyindir keras bahwa partai beringin membutuhkan sosok pemikir ekonomi yang selalu hadir di Jakarta untuk dimintai pendapat.
“Pak Misbakhun, di mana Misbakhun ya?” tanya Bahlil saat halalbihalal Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (16/4/2025).
Sejumlah peserta yang hadir menjawab bahwa Misbakhun sedang lari. “Lagi lari? Bilang sama dia, sekarang Golkar tidak membutuhkan pelari,” kata Bahlil lagi seraya menegaskan, “Kalau masih ingin berlari, tanyakan, mana prioritas? Lari atau penugasan di Komisi? Karena banyak anggota Komisi XI juga yang tunggu barang ini, kira-kira begitu. Ya kita fair-fair saja, tidak apa-apa.”
Bahlil juga mengancam akan merotasi kepengurusan kadernya, teramasuk Misbakhun yang saat ini menjabat sebagai Ketua bidang Kebijakan Ekonomi Partai Golkar. “Reshuffle kepengurusan Partai Golkar itu sama dengan reshuffle kabinet. Tidak mesti menunggu satu atau dua tahun,” ungkapnya.