Market

Meski Terus Naik, Jumlah Investor Ritel di Pasar Modal Masih Sangat Kecil

Gubernur Bank Indonesia atau BI, Perry Warjiyo mengatakan, jumlah investor ritel di pasar modal mengalami kenaikan. Namun angkanya masih kecil jika melihat potensi yang ada. Jumlah investor ritel pasar modal hanya berjumlah empat persen saja.

“Angka tersebut terlalu kecil apalagi dibanding dengan negara-negara lain,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam acara “LIKE IT : Sustain Habit in Investing, Invest in Sustainable Instruments” yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Dia mengakui jumlah investor ritel dari tahun ke tahun mengalami kenaikan di pasar modal. Tercatat pada 2019 jumlahnya hanya 2,5 juta orang dan naik hampir 100 persen pada 2021 sebesar 5 juta orang investor.

Bahkan pada Juni 2022 jumlah investor ritel pasar modal tercatat naik signifikan menjadi 9,1 juta investor ritel.

Untuk itu, Perry Warjiyo menegaskan pihaknya bersama-sama dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengajak seluruh pihak agar terus mengembangkan pasar keuangan Indonesia.

“Mari kita terus kembangkan jumlah dan nilai investor, khususnya investor ritel, untuk pembiayaan pembangunan bagi perekonomian nasional menuju Indonesia maju,” ujar Gubernur BI itu.

Dia menilai peran investor sangat penting untuk pembiayaan pembangunan karena negara membutuhkan biaya untuk membangun jalan tol, bandara, maupun pembangunan lainnya.

Dengan demikian, lanjut Perry Warjiyo, investor bisa menjadi pahlawan untuk memajukan ekonomi, bangsa, dan negara, hanya dengan berinvestasi.

Transaksi Harian Investor Ritel Capai Rp7 Triliun

Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, setiap harinya nilai transaksi di pasar modal bisa mencapai Rp14,3 triliun. Sekitar Rp7 triliun di antaranya berasal dari investor ritel.

Namun, BEI menyayangkan literasi keuangan yang terhitung rendah di pasar modal Indonesia. Problem ini masih menjadi tantangan yang harus segera teratasi. Terutama, di tengah pertumbuhan pesat investor ritel.

Literasi perlu terus ditingkatkan untuk mencegah kerugian yang dialami masyarakat. “Challenge (tantangan) bagi Otoritas Jasa Keuangan, self-regulatory organization (SRO) pasar modal dan anggota bursa, bagaimana meningkatkan literasi dan inklusi pasar saham secara luas,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W Widodo di Jakarta, Kamis (17/3/2022). [ipe]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button