Mantan pemain timnas Jerman, Mesut Özil, kini mengambil langkah baru di dunia politik dengan bergabung ke Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Pemain yang pernah meraih trofi Piala Dunia 2014 ini terpilih sebagai anggota dewan partai dalam kongres yang digelar di Ankara, Minggu (23/2).
Langkah ini memperkuat hubungan erat antara Özil dan Erdogan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Bahkan, pada 2019, Erdogan menjadi pendamping pernikahan Özil. Mantan gelandang Arsenal dan Real Madrid itu juga kerap menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Erdogan, termasuk dalam pemilu Turki.
Dari Lapangan ke Panggung Politik
Özil, yang telah mengoleksi 92 caps untuk Timnas Jerman, resmi pensiun dari sepak bola pada 2023 setelah menyelesaikan kariernya bersama klub Istanbul Basaksehir. Namun, kiprahnya tak berhenti di dunia olahraga. Keputusannya masuk ke dalam struktur politik Turki menjadi sorotan, mengingat keterlibatannya dalam berbagai isu politik sebelumnya.
Salah satu peristiwa yang paling mengundang kontroversi adalah foto Özil bersama Erdogan pada 2018 menjelang Piala Dunia Rusia. Foto tersebut memicu kritik tajam di Jerman, terutama terkait identitas dan loyalitasnya. Kritik yang diterimanya membuat Özil mengundurkan diri dari Timnas Jerman dengan alasan diskriminasi dan rasisme, serta melontarkan kritik pedas terhadap kepemimpinan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) saat itu.
Erdogan dan Isu Demokrasi di Turki
Masuknya Özil ke dalam lingkaran politik Erdogan juga menambah perdebatan terkait situasi demokrasi di Turki. Kritikus menilai bahwa pemerintahan Erdogan telah membawa negara itu ke arah yang semakin otoriter, terutama sejak amandemen konstitusi 2018 yang memperkuat sistem presidensial dan memperluas kekuasaannya.
Di sisi lain, bagi para pendukungnya, Erdogan dianggap sebagai sosok yang telah mengangkat martabat Turki di kancah global. Keputusan Özil untuk bergabung dengan AKP pun dinilai sebagai wujud dukungan terhadap kebijakan Erdogan yang selama ini ia bela.
Dengan bergabungnya Özil ke dalam politik, banyak yang bertanya apakah ia hanya akan menjadi simbol politik atau benar-benar aktif dalam pengambilan keputusan. Yang jelas, mantan bintang lapangan ini telah resmi memasuki arena baru yang tak kalah kompetitif dari sepak bola: politik Turki.