Setelah sukses dengan seri Persona, Atlus kembali hadir dengan sebuah proyek ambisius yang menghadirkan dunia baru bernama Metaphor: ReFantazio. Sebagai seorang penggemar RPG klasik, ekspektasi saya sangat tinggi untuk game ini.
Pada dasarnya, Metaphor berusaha melangkah keluar dari bayang-bayang Persona, sambil tetap mempertahankan beberapa elemen yang membuat seri tersebut sukses, seperti sistem pertarungan berbasis giliran dan kedalaman narasi yang khas. Namun, apakah game ini berhasil menonjol dengan identitasnya sendiri? Setelah mencicipi beberapa jam pertama Metaphor, inilah.com menemukan beberapa poin menarik yang layak dibahas.
Dunia Fantasi Baru yang Imersif
Dari detik pertama, Metaphor: ReFantazio memperkenalkan pemain pada dunia yang penuh dengan keajaiban dan misteri. Dunia Euchronia digambarkan sebagai sebuah kerajaan besar yang terjerat dalam konflik politik dan perebutan kekuasaan setelah kematian raja.
Dalam game ini, pemain akan memerankan seorang protagonis protagonis yang sedang dalam perjalanan untuk mematahkan kutukan yang diberikan pada sang pangeran, bersama dengan karakter pendamping seperti peri bernama Gallica. Salah satu aspek yang langsung menarik perhatian saya adalah latar belakang visual yang memukau. Desain kota, karakter, hingga monster di dalam game ini terasa hidup dan penuh detail, membawa nuansa fantasi yang kaya seperti yang diharapkan dari Atlus.
Soejima Shigenori, desainer karakter game ini, berhasil menangkap nuansa abad pertengahan yang banyak menginspirasi Metaphor. Mulai dari desain baju besi hingga monster, semua terlihat menakjubkan dan membawa atmosfer RPG fantasi klasik, mengingatkan saya pada karya-karya legendaris seperti Record of Lodoss War atau Dragon Quest. Selain itu, musik dari Shoji Meguro yang mengiringi petualangan ini juga memberi sentuhan magis yang memperkaya pengalaman bermain.
Sistem Pertarungan yang Mendalam dan Cepat
Dalam hal gameplay, Metaphor: ReFantazio mempertahankan sistem pertarungan berbasis giliran yang menjadi ciri khas seri Persona. Namun, ada beberapa peningkatan yang membuat pertempuran terasa lebih cepat dan intens. Salah satunya adalah fitur Archetype, di mana pemain bisa memilih peran yang berbeda dalam pertempuran. Misalnya, Archetype Seeker memiliki kemampuan serba guna yang bisa diandalkan dalam berbagai situasi, sementara Mage sangat kuat dalam mengeksploitasi kelemahan musuh dengan sihir, dan Thief dapat mencuri item dari musuh untuk memperkuat sumber daya pemain.
Yang menarik dari sistem Archetype ini adalah fleksibilitasnya. Pemain bisa berganti-ganti peran sesuai kebutuhan tim, memungkinkan variasi strategi dalam setiap pertempuran. Pertempuran melawan musuh juga menjadi lebih dinamis karena pemain bisa menempatkan karakter di posisi depan atau belakang, yang akan mempengaruhi strategi bertahan dan menyerang. Pengaturan posisi ini mengingatkan saya pada sistem serupa di beberapa game JRPG klasik, namun dengan tambahan modern yang membuatnya terasa segar.
Saat menjelajahi dungeon, Metaphor juga memberi beberapa elemen real-time. Pemain dapat melihat aura musuh di sekitar mereka—musuh dengan aura biru biasanya lebih lemah dan bisa dikalahkan secara instan, sedangkan musuh yang lebih kuat memerlukan pertempuran penuh dengan seluruh tim. Elemen real-time ini memberikan nuansa eksplorasi yang lebih mendalam, sehingga pemain bisa merencanakan pergerakan mereka dengan lebih cermat.
Cerita yang Menyentuh Tema-Tema Berat
Cerita dalam Metaphor: ReFantazio menyentuh tema-tema berat seperti diskriminasi, prasangka, dan kekuatan batin. Protagonis, bersama dengan Gallica dan karakter lainnya, harus menghadapi berbagai tantangan yang mencerminkan realitas yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Hashino, sebagai sutradara, mengatakan bahwa salah satu tujuan utama dalam game ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana individu dapat mengatasi batasan-batasan pribadi mereka dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka.
Tema sentral ini sangat relevan dalam konteks cerita, di mana pemain harus membangun hubungan dengan berbagai faksi di dunia Euchronia untuk memperkuat posisi mereka dalam turnamen kerajaan. Hubungan antar karakter juga menjadi elemen penting dalam narasi, meskipun game ini tidak menawarkan elemen romansa yang biasanya ditemukan di seri Persona. Hal ini menurut Hashino adalah keputusan yang disengaja, karena fokus utama dalam Metaphor adalah pengembangan karakter utama sebagai calon raja, bukan hubungan asmara.
Eksplorasi Dunia dengan Kebebasan
Salah satu aspek yang saya sangat hargai dalam Metaphor: ReFantazio adalah kebebasan eksplorasi yang ditawarkan. Berbeda dengan Persona yang lebih linear dengan kalender sekolah sebagai sistem utamanya, Metaphor memberikan kebebasan bagi pemain untuk menjelajahi dunia sesuai keinginan mereka. Perjalanan dilakukan menggunakan kendaraan yang disebut Gauntlet Runner, yang dapat digunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain di peta dunia. Selain itu, pemain juga bisa menggunakan pedang sebagai alat transportasi layaknya skateboard, memberikan sensasi eksplorasi yang berbeda dari kebanyakan RPG.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam dunia Metaphor, mulai dari berburu monster, mengumpulkan informasi dari informan di kota, hingga mengambil misi sampingan. Fasilitas dalam Gauntlet Runner juga menawarkan berbagai aktivitas, seperti memasak dengan anggota tim atau membaca buku untuk meningkatkan statistik karakter. Semua ini memberikan dimensi tambahan dalam gameplay yang memperkaya pengalaman bermain.
Kesimpulan: RPG yang Menjanjikan
Secara keseluruhan, Metaphor: ReFantazio adalah sebuah RPG yang sangat menjanjikan. Dengan dunia fantasi yang kaya, sistem pertarungan yang mendalam, dan cerita yang penuh dengan tema berat dan relevan, game ini membawa angin segar dalam genre JRPG. Meskipun masih membawa banyak elemen dari seri Persona, Metaphor berhasil membangun identitasnya sendiri dengan menggabungkan elemen klasik dan modern secara apik.
Bagi penggemar JRPG dan penggemar Atlus, Metaphor: ReFantazio adalah game yang wajib dicoba. Dengan estimasi waktu bermain sekitar 80 hingga 100 jam, game ini menawarkan petualangan panjang yang penuh dengan momen-momen mendalam dan menegangkan. Metaphor mungkin masih berada dalam bayang-bayang Persona, namun ia berdiri tegak sebagai RPG yang siap mencuri perhatian di tahun 2024.