Kanal

Militer RI Peringkat 13 Dunia, Bikin Keder Negara Lain

Urusan peralatan perang, Indonesia kini tak bisa bisa diremehkan. Lihat saja peringkat militer Republik Indonesia (RI) naik menjadi ke peringkat ke-13 dunia dari total 145 negara. Kekuatan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) akan membuat keder negara lain.

Global Fire Power (GFP) 2023 mengumumkan peringkat militer negara di dunia. Indonesia berdasarkan data per 9 Januari, berada di peringkat 13 dari 145 dengan indeks militer Indonesia sebesar 0,2221. Semakin mengecil indeks, mendekati nilai 0, kekuatan militer suatu negara kian kuat. Sebaliknya, nilai 1 kekuatan militernya semakin lemah.

Peringkat teratas masih dikuasai Amerika Serikat dengan indeks 0.0712. Kemudian Rusia dan China membuntuti dengan indeks 0,0714 dan 0,0722. Peringkat 4 dan 5 diduduki India (0,1025) dan Inggris (0,1435). Jerman (0,3881) sebagai pencetak mesin perang justru berada di peringkat 25, di tepat di bawah Thailand dan di atas Aljazair (0,3911) peringkat 26.

Peringkat Indonesia berada di atas Mesir yakni ke-14 (0,2224), Ukraina 15 (0,2516), Australia ke-16 (0,2567), Iran ke-17 (0,2712), dan Israel ke-18 (0,2757). Negara di kawasan Asia tenggara yang masuk di 20 besar adalah Vietnam (0,2855) di peringkat ke-19. Selanjutnya, Thailand (0,3738) di peringkat ke-24, Filipina (0,4811) di posisi ke-32, Myanmar (0,5768) di rating ke-38, dan Malaysia (0,6189) berada di peringkat (0,6189) ke-42.

Kekuatan Alutsista RI

Alutsista RI memang terus mengalami penguatan. Tentara Nasional Indonesia (TNI) sering memamerkan beberapa peralatan tempurnya. Tak hanya peralatan yang telah diimpor tetapi juga buatan anak bangsa. Masing-masing angkatan memiliki kekuatan peralatan pertahanan yang terus bertambah.

Lihat saja jumlah alutsista yang dimiliki TNI Angkatan Darat (AD), mengutip berbagai sumber terdiri atas 1.430 kendaraan tempur lapis baja, 366 artileri tarik, 331 tank, 153 artileri swagerak, dan 63 peluncur roket. Di antaranya, MBT Leopard 2, Kendaraan angkut personel antiranjau Hanoman, Tank Harimau, Uro Vamtac, Renault Sherpa Light, AV-RMD, M3 Amphibious Rig, Avibras ASTROS-II Mk6 AV-LMU, Nexter CAESAR 155mm, SPA M109A4 hingga Rudal Mistral Atlas.

Sedangkan TNI Angkatan Laut (AL) memiliki kekuatan terdiri dari 179 kapal patroli, 24 kapal korvet, 10 kapal, penyapu ranjau, tujuh kapal fregat, dan lima kapal selam. Dari mulai Fregat (Perusak Kawal Rudal 10514), Korvet Anti Kapal Selam, Kapal Selam Kelas Cakra, Kapal Selam Kelas Changbogo, Kapal Cepat Rudal Kelas Clurit, Kapal Cepat Rudal Kelas Mandau hingga Kapal Cepat Rudal Kelas Sampari.

Kemudian, TNI Angkatan Udara (AU) memiliki alutsista yang terdiri atas, helikopter, helikopter tempur, pesawat intai, pesawat latih, pesawat angkut, pesawat tempur, dan pesawat serang darat. Seperti jet tempur Hawk 200, Sukhoi Su-27, Sukhoi Su-30, F-16, KAI T-50, Boeing 737, CASA C-212, C-130 Hercules, MBB Bo 105, Eurocopter 725, Eurocopter AS332, BAE Hawk, serta Grob G 120 TP.

Militer Ri

Tak hanya mengimpor peralatan pertahanannya, Indonesia juga gencar memproduksi alutsista buatan sendiri. Tak hanya canggih dan cocok digunakan untuk medan di Tanah Air, produk militer buatan dalam negeri juga mendapat banyak pujian dari negara lain bahkan diminati negara-negara sahabat.

Seperti tank Harimau yang mendapat pujian dari China. Kendaraan ini dilengkapi dengan two-man turret kaliber 105mm serta senapan mesin kaliber 7,62mm untuk daya gempur maksimum. Harimau Medium Tank didesain khusus untuk daerah operasi tropis seperti hutan karena memiliki bobot yang lebih ringan dari Main Battle Tank.

Tak heran tank buatan BUMN PT Pindad Indonesia ini juga dipesan banyak negara. Pada periode 2020-2023, tank ini telah diorder sebanyak 18 unit dengan nilai transaksi senilai US$135 juta.

Selain tank Harimau, ada juga buatan Pindad lainnya yakni Panser Anoa yang pernah diminati Brunei Darussalam, Bangladesh, Irak, Nepal, Pakistan, dan Timor Leste. Selain itu Pesawat CN235-220 juga pernah dibeli Senegal senilai Rp345 miliar dari Indonesia.

Lainnya, pembuatan peluru berkaliber 5,56mm yang juga diminati AS. Militer negara Paman Sam itu memesan satu juta peluru dengan nilai transaksi mencapai US$200 ribu. Selain AS, negara seperti Singapura, Bangladesh, dan Filipina juga membeli peluru yang sudah berstandar NATO ini.

Yang lainnya adalah tiga jenis Senapan SPR 2, SPR 3, dan SPR 4. Ketiga senapan ini menjadi senjata yang selalu dibawa oleh TNI AU untuk menjaga wilayah udara RI. Dengan kualitasnya, tiga jenis senjata buatan PT Pindad ini juga diminati asing, salah satunya Laos.

militer ri

Anggaran militer

Peningkatan alutsista itu terkait dengan belanja militer Indonesia dalam 10 tahun terakhir yang terus mengalami kenaikan. Hal itu membuat peringkat kekuatan militer republik ini terus melesat.

Pada 2019 Global Firepower merilis data kekuatan militer Indonesia naik ke-16 dari 137 negara yang dirating. Saat itu, indeks kekuatan militer RI berada di level 0,2804. Angka itu meningkat dari posisi 2015 berada di peringkat ke-19 dunia, dan pada 2012 di peringkat ke-22 dunia. Sementara di 2023 sudah bertengger di peringkat ke-13.

Sejak Menteri Pertahanan dipegang Prabowo Subianto, belanja militer Indonesia terus naik. Dalam buku Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga 2023, anggaran Kemenhan sejak 2018 hingga 2022 terjadi kenaikan rata-rata 3,1 persen. Dalam pagu anggaran pada 2018 tercatat Rp106,68 triliun dan pada 2019 baik menjadi Rp115,4 triliun.

Pada 2020 anggaran untuk Kemenhan terus meningkat menjadi sebesar Rp136,9 triliun. Namun pada 2021, anggaran dipangkas menjadi Rp125,9 triliun, karena dampak pandemi COVID-19. Semua negara di dunia pun memangkas anggaran militer karena dialokasikan untuk penanganan kesehatan dan ekonomi.

Sementara di 2022 anggaran Kemenhan kembali naik menjadi sebesar Rp133,4 triliun. Sedangkan anggaran yang diperoleh Prabowo untuk pelaksanaan Tahun Anggaran 2023 yakni sebesar Rp134,32 triliun. Anggaran tersebut yang disepakati pemerintah dan DPR setelah adanya usulan tambahan sebesar Rp2,4 triliun dari usulan awal pemerintah.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button