News

Miras Oplosan Tewaskan Dua Remaja di Sukabumi

Dua remaja yang tinggal di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia setelah menenggak minuman keras (miras) oplosan.

Kapolsek Surade, Iptu Sundana mengatakan dua remaja tersebut berinisial Ar (16) warga Tegalpari, RT 10, RW 03, Desa Kadaleman dan seorang lagi berinisial Re (16) warga Kampung Cibuyur, RT 09, RW 07, Kelurahan Surade.

“Saat dilarikan ke rumah sakit kondisi kedua korban sudah kritis dan nyawanya pun tidak berhasil diselamatkan,” katanya.

Diketahui, Ar tercatat sebagai pelajar di salah satu SMK di Kecamatan Surade sementara korban lainnya yakni Re merupakan anak putus sekolah. Kedua remaja ini sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang tidak jauh dari rumahnya setelah pihak keluarga menolak jasad korban untuk diotopsi dan membuat surat keterangan yang ditandatangani di atas materai serta menganggap kematian ini merupakan musibah.

Tewasnya dua remaja yang masih berusia di umur ini berawal pada Jumat, (28/1/2022) sekitar pukul 17.00 WIB janjian dan berangkat dengan menggunakan sepeda motor bersama sejumlah rekannya untuk pesta minuman keras oplosan di Villa Asabaland, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

Pada malam harinya di villa tersebut korban dan rekan-rekannya meracik minuman keras yang dicampur dengan serbuk suplemen penambah energi. Sambil ngobrol dan bercanda mereka menikmati minuman haram pencabut nyawa tersebut.

Beberapa saat kemudian, korban dan rekan-rekannya mulai merasakan pusing dan mulas serta akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Saat tiba di rumahnya Ar dan Re langsung kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.

Orang tua kedua korban langsung melarikan putranya itu ke RSUD Jampangkulon untuk mendapatkan pertolongan tim medis. Kondisi kesehatan korban yang terus menurun dan tidak ada tanda membaik akhirnya pada Sabtu, (29/1/2022) sekitar pukul 17.00 WIB, Ar menghembuskan nyawa terakhirnya yang disusul Re sekitar pukul 17.30 WIB di RSUD Jampangkulon.

Menurut Asep, pihaknya sempat meminta izin kepada orang tua korban untuk dilakukan optopsi namun ditolak dengan alasan kejadian yang merenggut nyawa anaknya tersebut merupakan musibah sehingga mereka membuat surat keterangan penolakan untuk tidak diotopsi.

“Kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus kematian kedua remaja ini usai menenggak minuman keras oplosan dan keterangan dari beberapa saksi yang merupakan korban selamat minuman keras itu sengaja mereka racik sendiri,” tambahnya.

Asep mengatakan dari pengakuan korban selamat usai menenggak minuman keras oplosan kepala mereka langsung pusing disertai mulas, tetapi saat ini kondisinya sudah jauh membaik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button