Misi Anti-Perang Spaletti! Italia Siap Bantai Juru Kunci Israel di Nations League


Pelatih Luciano Spalletti tampaknya menjaga rencana susunan pemain Italia dengan hati-hati jelang pertandingan melawan Israel di UEFA Nations League, yang akan berlangsung di Stadion Bluenergy, Udine, Selasa (15/10/2024) dini hari WIB. 

Italia saat ini berada di puncak grup Nations League, tetapi hanya unggul satu poin dari Prancis setelah hasil imbang 2-2 melawan Belgia yang membuat Spalletti merasa kecewa.

Italia sempat unggul 2-0 dalam laga tersebut hingga kartu merah Lorenzo Pellegrini mengubah jalannya pertandingan. Gelandang AS Roma itu sekarang menjalani skorsing dan digantikan oleh Nicolò Zaniolo dalam skuad.

“Saya belum tahu susunan pemain yang pasti, karena ini adalah pertandingan yang sangat rumit dengan banyak potensi bahaya yang tersembunyi,” ujar Spalletti dalam konferensi persnya kepada RAI Sport. 

“Zaniolo baru saja bergabung, jadi kecil kemungkinan dia akan bermain sejak awal. Saya bisa mengonfirmasi bahwa Guglielmo Vicario akan menjadi kiper utama,” lanjutnya/

Saat ditanya apakah Nicolo Fagioli dari Juventus akan mendapatkan kesempatan bermain, Spalletti tidak memberikan banyak petunjuk. “Fagioli pantas mendapatkan lebih banyak waktu bermain, dan dia bekerja keras. Namun, kali ini saya tidak bisa memberikan terlalu banyak informasi mengenai susunan pemain,” katanya.

Spalletti menegaskan bahwa Fagioli bisa bermain bersama Samuele Ricci, pemain muda berbakat dari Torino. 

“Saya menempatkannya di depan lini pertahanan karena peran itu cocok untuknya. Tapi dia juga harus tahu bagaimana mengubah tempo dan arah permainan, serta mampu memanfaatkan ruang di lini tengah.”

Pertandingan ini memiliki makna khusus bagi Spalletti, yang memulai karir kepelatihannya di Udine dari tahun 2002 hingga 2005. “Ini tempat yang luar biasa, dan saya merasa beruntung pernah berada di sini. Tapi saya lebih suka berada di sini dalam situasi yang lebih positif, karena sepak bola seharusnya membawa kebahagiaan, dan kita tidak banyak melihat hal itu di atmosfer ini.”

Mengenai Israel, Spalletti menegaskan bahwa lawan mereka adalah tim yang solid. 

“Israel adalah tim yang bagus dan mereka bisa bermain sepak bola dengan baik. Kami harus tetap menjaga keseimbangan dan organisasi, seperti yang sudah kami lakukan di pertandingan pertama,” ujar Spalletti, merujuk pada kemenangan 2-1 Italia di pertemuan sebelumnya yang dimainkan di Hongaria.

Namun, Spalletti juga menekankan pentingnya ketepatan dalam passing dan perlindungan bola. 

“Israel mungkin mengubah taktik mereka kali ini. Di beberapa kesempatan mereka duduk bertahan, di lain waktu mereka akan menekan. Kami harus menjaga presisi passing dan terus bergerak tanpa henti.”

Pertandingan ini akan dijalankan di tengah pengamanan ketat, dengan zona merah di sekitar stadion yang dibentuk 48 jam sebelum laga untuk membatasi akses. Sebelumnya, dalam laga melawan Israel di bulan lalu, beberapa pendukung Italia memprotes dengan membelakangi saat lagu kebangsaan Israel dimainkan, sebagai respon terhadap situasi konflik di Timur Tengah.

Spalletti berharap sepak bola bisa menjadi medium untuk perdamaian. 

“Saya yakin ada banyak orang Israel yang tidak menginginkan perang, dan kita harus meyakinkan lebih banyak orang bahwa ini adalah sesuatu yang harus dihentikan,” ujarnya.

Presiden FIGC, Gabriele Gravina, juga menyampaikan pandangannya tentang situasi keamanan dan kontroversi seputar pertandingan ini. 

“Italia vs Israel adalah pertandingan yang rumit, tapi sepak bola adalah momen kebersamaan. Kami semua berharap perdamaian dapat segera tercapai,” lanjutnya.