News

Mogok Makan 3 Bulan, Tahanan Palestina Meninggal di Penjara Israel

Seorang militan Palestina yang ditahan di sebuah penjara Israel meninggal setelah menjalankan aksi mogok makan selama tiga bulan.

Dinas penjara Israel mengatakan Khader Adnan, 45 tahun, ditemukan tidak sadarkan diri di dalam selnya pada Selasa (2/5/2023) pagi waktu setempat di penjara Ramla, Israel Tengah, dan langsung dibawa ke rumah sakit. Namun, ia dinyatakan sudah meninggal dunia.

Adnan adalah anggota kelompok militan Jihad Islam. Ia memulai aksi mogoknya tidak lama setelah ditangkap di Tepi Barat pada 5 Februari 2023 atas tuduhan teror. Otoritas penjara Israel mengatakan Adnan menolak perawatan medis selama ditahan.

Adnan pernah ditangkap beberapa kali atas dugaan aktivitas terorisnya, dan melakukan beberapa aksi mogok makan sebagai protes karena ditahan di bawah penahanan administratif. Di bawah penahanan tersebut, tersangka ditahan tanpa batas waktu tanpa dikenai dakwaan atau diajukan ke pengadilan.

Militer Israel mengatakan tiga roket ditembakkan dari Jalur Gaza di wilayah yang dikuasai kelompok militan Hamas setelah kematian Adnan diumumkan, tetapi roket-roket itu jatuh tanpa menimbulkan bahaya di tempat terbuka.

Jihad Islam mengeluarkan pernyataan yang mengecam kematian Adnan, seraya mengatakan perjuangan melawan Israel berlanjut.

12 kali ditahan Israel, 6 kali mogok makan panjang

Selama beberapa tahun ini Adnan telah berulangkali ditangkap Israel, dan setelah memulai aksi mogok makan sepuluh tahun lalu, ia menjadi simbol keteguhan sikap menghadapi pendudukan Israel.

Ia pernah mogok makan selama 66 hari pada tahun 2012, 56 hari pada tahun 2015, dan 58 hari pada tahun 2018. Israel sempat membebaskan Adnan sejenak pada tahun 2015.

Adnan mulai mogok makan setelah ditangkap kembali pada tanggal 5 Februari lalu.

Menurut Palestinian Prisoners Club, yang mewakili narapidana saat ini dan juga mantan narapidana, Adnan telah ditangkap 12 kali dan secara keseluruhan ditahan selama delapan tahun di berbagai penjara Israel. Sebagian besar lewat apa disebut sebagai ‘tahanan administratif’ di mana tersangka ditahan tanpa dakwaan atau diajukan ke pengadilan.

Kematiannya terjadi saat Israel dipimpin oleh pemerintah paling kanan dalam sejarah, dan penjara serta tahanan Palestina diawasi langsung oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis yang telah memperketat pembatasan terhadap tahanan Palestina.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button