Kanal

Mudzakarah Jihad: Keutamaan Keluar Berjuang di Jalan Allah SWT


Setelah penaklukan Mekah, para sahabat Nabi Muhammad ﷺ SAW sering berdiskusi mengenai amalan apa yang paling utama dilakukan. 

Dalam sebuah momen, tiga sahabat berkumpul dan mendiskusikan keutamaan amalan setelah fathu Mekah. Diskusi mereka begitu mendalam dan penuh hikmah, mengungkapkan berbagai perspektif tentang cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Diskusi Tiga Sahabat

Sahabat pertama berkata, “Saya akan memakmurkan Masjidil Haram dengan beritikaf, berdzikir, dan beribadah sebanyak-banyaknya di sana. Ini karena satu amalan di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali dibandingkan amalan di masjid-masjid lain di muka bumi.”

Sahabat kedua memiliki pandangan berbeda, “Setelah futuh Mekah, saya akan menjadi ahli khidmat bagi jamaah di Masjidil Haram, terutama jamaah haji. Dengan begitu, seluruh pahala orang yang beribadah dan berhaji akan mengalir kepada saya. Maka, saya akan habiskan waktu saya untuk berkhidmat di Masjidil Haram.”

Sahabat ketiga mengungkapkan pandangannya dengan tegas, “Saya akan terus berjihad di jalan Allah, memperjuangkan agama Allah hingga maut menjemput.”

Solusi dari Rasulullah SAW

Perdebatan mereka semakin sengit hingga akhirnya mereka memutuskan untuk meminta pendapat Umar bin Khattab RA. Namun, Umar RA pun merasa bingung dan tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Akhirnya, masalah tersebut dibawa kepada Nabi Muhammad ﷺ SAW. Nabi juga tidak langsung memberikan jawaban hingga turunlah wahyu dari Allah SWT dalam Surah At-Taubah ayat 19-20:

“Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan yang mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidaklah sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (QS. At-Taubah: 19-20)

Ketika seorang sahabat bertanya tentang perbandingan orang yang keluar di jalan Allah dengan yang tidak, Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa orang yang berjihad di jalan Allah memiliki pahala yang tidak dapat ditandingi oleh amalan-amalan lainnya, meskipun seseorang berpuasa setiap hari, shalat setiap hari, dan membaca Quran setiap saat.

Keutamaan Jihad di Jalan Allah

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya jihad di jalan Allah melalui berbagai sabdanya. Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal RA, Nabi bersabda:

“أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ الله. قَالَ: رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ.”

“Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya, dan puncak ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata, “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah, “Kepala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak ketinggiannya adalah jihad.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 2616)

Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam. Orang-orang yang berjihad dijanjikan surga, pengampunan dosa, dan kemenangan di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 15:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)

Pengorbanan dan Ganjaran

Keutamaan jihad di jalan Allah juga diungkapkan dalam sabda-sabda Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan betapa besar pahala dan keberkahan yang didapatkan. Nabi bersabda:

“إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ ؛ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ.”

“Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat, Allah menjanjikannya bagi orang yang berjihad di jalan Allah. Jaraknya di antara dua derajat itu seperti langit dan bumi.” (HR Bukhari – no: 2581)

Rasulullah SAW juga bersabda:

“لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا.”

“Seorang berangkat di pagi hari di jalan Allah atau petang hari, lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya.” (HR Bukhari – no: 2583)

Kisah tiga sahabat ini menggambarkan betapa pentingnya memahami keutamaan amalan-amalan dalam Islam. Diskusi mereka yang akhirnya mendapatkan jawaban melalui wahyu Allah menunjukkan bahwa berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Pengorbanan yang dilakukan di jalan Allah tidak hanya mendatangkan pahala besar di dunia, tetapi juga jaminan surga di akhirat.

Dalam menjalani kehidupan, kita bisa mengambil pelajaran dari semangat para sahabat dalam beramal dan berjihad di jalan Allah. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk mengikuti jejak mereka dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 

Keutamaan Khuruuj fii Sabilillah

Mengutip laman blog buyaathaillah, sesungguhnya Allah SWT. telah banyak memberikan kelebihan kepada para pria dan wanita yang keluar di jalan Allah untuk melakukan usaha agama, di antaranya :

1. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

2. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberi rahmat dari-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekakal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.

3. Apabila seseorang keluar dari rumahnya untuk khuruj Fi Sabilillah, maka ketika ia memakai sepatu atau selangkah saja keluar dari rumahnya, Allah Swt. Mengampuni dosa dosanya. (mafhum hadits).

4. Satu perkataan yang digunakan untuk menyeru manusia untuk taat kepada Allah, maka Allah Swt. Akan memberinya ganjaran satu tahun ibadah. (mafhum hadits).

5. Seseorang yang melangkah dari rumahnya untuk khuruj fi sabilillah, maka malaikat yang memikul Arasy akan berdo’a :
a. Ya Allah, ampunilah dosa orang yang keluar di jalan-Mu
b. Ya Allah, ampuni dosa-dosa orang yang ditinggalkan oleh orang yang keluar di jalan-Mu.
c. Ya Allah, satukan mereka di dalam Jannah kerena mereka berpisah karena Engkau. (mafhum hadits).

6. Do’a yang keluar di jalan Allah akan dikabulkan. (mafhum hadits).

7. Setiap rupiah uang yang digunakan di jalan Alllah, Allah Swt. akan memberinya ganjaran 700.000 kali lipat. (mafhum hadits).

8. Shalat di Masjidil Haram 100.000 kali lebih utama daripada shalat di masjid lain. Shalat di Masjid Nabawi 51.000 kali lebih utama daripada shalat di masjid lain. Tetapi untuk shalat orang yang telah berkeluarga ketika khuruj fi sabilillah, maka Allah Swt. akan memberinya pahala 4.9 juta kali lipat, bahkan lebih banyak lagi. Begitu juga dengan pahala ibadah-ibadah yang lainnya. Pahala yang demikian banyak hanya akan diperoleh jika khuruj fi sabilillah. (mafhum hadits).

9. Sepagi dan sepetang khuruj fi sabilillah lebih berharga dari dunia dan segala isinya.

10. Debu-debu yang menempel di tubuh atau pakaian orang yang keluar di jalan Allah akan menjadi tameng api neraka. (mafhum hadits).

11. Seorang istri yang ridha suaminya khuruj fi sabilillah, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama seperti suaminya.

12. Seorang wanita yang ridha suaminya khuruj fi sabilillah, maka Allah Swt. akan memasukan wanita itu ke dalam Jannah 500 tahun lebih dahulu daripada suami mereka, dan ia akan menghiasi dirinya dan menunggu suaminya di pintu Jannah.

13. Orang yang mengajak kepada taat kepada Allah (amal kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya. Tanpa mengurangi pahala orang mengamalkannya sedikitpun.

14. Sesaat di jalan Allah lebih baik daripada beramal seumur hidup di tengah-tengah keluarganya.

15. Sesaat di jalan Allah lebih baik daripada shalah sepanjang malam di depan Hajar Aswar di malam Lailatul Qadar.

16. Barang siapa yang terluka di jalan, sungguh ia akan dibangkitkan dengan darah yang masih menetes dan darahnya harum seperti harumnya Kasturi.

17. Para malaikat akan merebahkan sayapnya untuk orang yang khuruj fi sabilillah.

18. Barangsiapa yang menderita sakit kepala ketika di jalan Allah lalu mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

19. Para malaikat dan mahluk lainnya baik di darat, di laut atau di langit akan berdo’a untuk orang yang khuruj fi sabilillah.

20. Barangsiapa yang memulai member contoh kebaikan dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikuti (meniru) perbuatannya itu hingga hari kiamat.

21. Seseorang yang khuruj fi sabilillah, kemudian ia sakit, maka ia akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar di sisi Allah, sehingga apabila ia melihat ganjaran tersebut di akhirat nanti, ia akan sangat merasa gembira. Katanya, “Seandainya saya tahu demikian besarnya pahala yang di berikan kepada orang yang sakit ketika khuruj fi sabilillah, ia bersedia memotong tubuhnya karena tentu pahala yang akan diberikan lebih besar lagi.

22. Jika seseorang wajahnya terkena debu fi sabilillah, niscaya Allah akan menyelamatkan wajahnya itu pada hari kiamat. Jika kedua telapak kakinya terkena debu fi sabilillah, maka Allah ‘azza wajalla, akan mengharamkan kedua telapak kakinya itu dari neraka.

23. Barangsiapa pergi sekali perjalanan di jalan Alllah, ia akan memperoleh misik pada hari kiamat sebanyak debu yang menimpanya.

24. Amal yang paling dekat kepada Allah ‘azza wa jalla ialah jihad fi sabilillah. Tidak ada satupun yang bias menyamainya.

25. Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah – dan Allah lebih mengetahui siapa yang berjihad di jalan-Nya – seperti orang yang terus berpuasa, shalat malam, selalu dalam keadaan khusyu’, ruku’, dan sujud.

26. Barangsiapa membaca 1000 ayat di jalan Allah, Allah akan mencatatnya bersama para Nabi, orang-orang shiddiq, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih.

27. Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh 70 tahun perjalanan, dengan sebab puasanya pada hari itu.

28. Barang siapa yang berpuasa di jalan Allah, neraka akan menjauh darinya sejauh 100 tahun perjalanan.

29. Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan membuat diantara dia dan neraka satu parit yang lebarnya sejauh jarak antara langit dan bumi.

30. Keluar di jalan Allah sama seperti haji Mabrul.

31. Barangsiapa singgah di suatu tempat lalu berdoa : Audzubi kalimatillahit-taammati min syarrima khalaq (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang dia ciptakan), maka dia tidak akan ditimpa bahaya sedikitpun, hingga ia pergi dari persinggahan tersebut.

32. Barangsiapa yang menginfakkan sepasang barang di jalan Allah, maka malaikat penjaga surge akan memanggilnya, yakni setiap malaikat penjaga pintu surge. ‘Wahai Fulan, kemarilah!’.

33. Berjaga satu malam di jalan Allah lebih utama daripada seribu malam yang dipenuhi shalat pada malam harinya dan puasa pada siang harinya.

34. Pemimpin suatu kaum dalam perjalanan adalah pelayan mereka. Barangsiapa mengungguli yang lain dalam berkhidmat (melayani), niscaya ia tidak bias diungguli dengan suatu amalan lain apa pun kecuali mati syahid.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button