MUI: Sikap Bungkam Selebriti soal Palestina Bertentangan dengan Nilai Perikemanusiaan


Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas menyatakan dukungannya terhadap gerakan Blockout 2024, sebuah kampanye global yang menyerukan aksi memblokir selebriti dan publik figur yang bungkam terhadap krisis kemanusiaan di Palestina. 

Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menyebut gerakan ini sebagai langkah penting untuk menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan di tengah keheningan sebagian tokoh dunia yang memilih tidak menunjukkan kepedulian.

“Kita sebagai manusia, terutama yang memiliki platform dan pengaruh besar, memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara melawan ketidakadilan. Diam terhadap penderitaan rakyat Palestina bukanlah sikap yang mencerminkan kemanusiaan,” ujar Buya Abbas dalam pernyataan tertulisnya kepada inilah.com, Selasa (24/9/2024).

Menurut mantan Wakil Presiden Konfederasi Buruh Islam Internasional tersebut, lebih dari 40.000 rakyat Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, telah menjadi korban kekerasan dan penindasan selama bertahun-tahun. Namun, meskipun tragedi kemanusiaan ini terus berlangsung, sejumlah selebriti dunia dengan jutaan pengikut di media sosial memilih untuk tidak bersuara, sehingga memunculkan kritik dari berbagai kalangan.

Gerakan Blockout 2024 yang dipelopori oleh netizen dan aktivis media sosial menyerukan untuk memblokir selebriti yang tidak memperlihatkan kepeduliannya terhadap nasib rakyat Palestina. Beberapa selebriti yang disorot antara lain Kylie Jenner, Kim Kardashian, Justin Bieber, hingga grup musik populer BTS dan BLACKPINK. Para aktivis berpendapat bahwa perhatian dan keterlibatan netizen menjadi mata uang penting bagi para selebriti ini. Dengan memblokir mereka, para selebriti dapat kehilangan pendapatan dari iklan dan kerja sama komersial yang berbasis interaksi di media sosial.

“Kita berharap, melalui gerakan ini, masyarakat bisa memahami pentingnya memperlihatkan solidaritas terhadap rakyat Palestina. Ini bukan hanya soal agama, tetapi soal kemanusiaan. Jika kita tetap diam, kita secara tidak langsung turut mengabaikan penderitaan mereka,” lanjutnya.

Dia menambahkan, gerakan Blockout 2024 tidak hanya penting sebagai bentuk protes terhadap selebriti yang memilih bungkam, tetapi juga sebagai pengingat bagi umat manusia untuk lebih peduli pada sesama. Abbas berharap gerakan ini bisa menjadi pengingat bagi publik bahwa nilai-nilai perikemanusiaan harus dijunjung tinggi dalam menghadapi segala bentuk penindasan.

“Sudah saatnya kita semua bangkit. Gerakan ini merupakan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang terjadi di Palestina. Mereka yang berdiam diri dan tidak bersuara, baik selebriti maupun publik figur lainnya, harus diingatkan bahwa kemanusiaan tidak boleh dipinggirkan hanya karena alasan ketenaran atau kepentingan pribadi,” ujar Abbas tegas.

MUI juga menyoroti pentingnya peran publik figur dalam isu-isu kemanusiaan. Menurut Abbas, mereka yang memiliki pengaruh besar di media sosial seharusnya menggunakan platform mereka untuk mendukung perjuangan keadilan. 

“Bukan hanya selebriti, kita semua harus ikut serta dalam gerakan ini. Jika kita mendukung yang baik, kita sedang menjalankan tugas suci sebagai makhluk sosial yang bertanggung jawab,” tambahnya.

Gerakan Blockout 2024 diperkirakan akan terus berkembang dalam beberapa minggu ke depan, terutama di platform-platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter. Meskipun dampak langsungnya terhadap selebriti yang disorot belum sepenuhnya terlihat, gerakan ini telah memicu kesadaran baru tentang pentingnya sikap proaktif dalam menegakkan keadilan, baik di tingkat individu maupun global.

MUI Ingatkan Kembali: Amar Makruf Nahi Munkar

MUI, melalui pernyataan resminya, mengingatkan bahwa gerakan ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya melakukan amar makruf nahi munkar, yaitu mendorong kebaikan dan mencegah keburukan. 

“Ini adalah bagian dari kewajiban kita sebagai umat Islam dan sebagai makhluk sosial. Ketika kita melihat ketidakadilan, kita harus mengambil sikap. Jika ada pembantaian dan pembunuhan, kita harus peduli dan berusaha menghentikannya,” tutup Abbas.

Dengan dukungan dari berbagai organisasi kemanusiaan dan lembaga keagamaan seperti MUI, Blockout 2024 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya menghormati nilai-nilai kemanusiaan, sekaligus memberikan dukungan moral bagi rakyat Palestina yang terus berjuang di tengah krisis yang tak kunjung usai.