MUN Dorong Masjid Al Ikhlas PIK untuk Perkuat Persatuan dan Kesejahteraan Umat


Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, baru baru ini meresmikan pemancangan perdana Masjid Al Ikhlas di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara,  Jumat (7/3/2025) kemarin. Acara ini diawali dengan Salat Jumat berjamaah, di mana Menag bertindak sebagai khatib.

Dalam khutbahnya, Menag Nasaruddin menekankan pentingnya fungsi masjid sebagai tempat ibadah yang membawa keberkahan bagi lingkungan sekitarnya. 

“Masjid bukan hanya tempat untuk melaksanakan salat, melainkan juga wadah menundukkan keangkuhan dan kesombongan di hadapan Allah SWT. Dari sini akan lahir energi positif bagi jamaah,” ujarnya.

Menurut Menag, masjid yang dibangun Rasulullah SAW berperan lebih luas dari sekadar sarana ibadah. “Hanya 20 persen fungsinya untuk beribadah, sementara 80 persen lainnya untuk pemberdayaan jamaah,” jelasnya. Ia berharap Masjid Al Ikhlas dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat, menguatkan ekonomi berbasis masjid, dan terbuka bagi siapa pun, termasuk non-Muslim.

Ketua Umum Majelis Ulama Nusantara (MUN), KH Ibnu Mulkan, turut hadir bersama pengurus MUN dalam pemancangan ini. Ia menyatakan rasa syukur atas dimulainya pembangunan masjid yang diharapkan menjadi sarana pemersatu umat. 

“Mudah-mudahan masjid ini bukan hanya tempat sujud, tetapi juga mampu membangkitkan perekonomian umat serta menambah keilmuan dan memperkuat kerukunan dalam bingkai kebinekaan,” kata KH Ibnu Mulkan kepada inilah.com.

Ia menilai kehadiran Masjid Al Ikhlas di PIK 2 akan menjadi simbol persatuan bagi berbagai golongan. 

“Masjid ini dapat menjadi ruang silaturahim semua suku dan budaya di Indonesia. Semoga keberkahannya bertambah, terutama di bulan Ramadan—yang dikenal sebagai Syahrul Barokah, bulan penuh rahmat,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama Agung Sedayu Group, Letjen (Purn) DR. Nono Sampono, mengatakan pembangunan masjid seluas 2.400 meter persegi ini dirancang menampung sekitar 600 jemaah. 

“Arsitekturnya mengusung konsep Islamic Classical era Ottoman. Kami juga menggabungkan fungsi bisnis agar perekonomian di sekitar masjid tetap berkelanjutan,” terangnya.

Nono menyebut biaya konstruksi mencapai Rp 45 miliar, dengan target penyelesaian akhir tahun 2025. Selain Masjid Al Ikhlas, Agung Sedayu Group berencana membangun dua masjid lain, Masjid Alkhaeriyah dan Masjid Agung As’adiyah, serta sebuah masjid berkapasitas 5.000 jemaah yang diharapkan rampung pada akhir 2026.

“Masjid ini diharapkan menjadi ikon keagamaan yang menyejukkan di kawasan PIK, sekaligus berperan memperkuat persatuan masyarakat yang semakin beragam,” pungkas Nono.