Hangout

Muncul Varian Baru Omicron Lebih Ganas, Bakal Picu Pandemi Lagi?

Pandemi bisa kembali berguncang menyusul munculnya varian baru Omicron BF.7. Jenis virus ini patut menjadi kewaspadaan dunia mengingat tingkat penyebarannya lebih cepat dan kemampuannya lebih baik untuk menembus kekebalan tubuh. Bakal menyebabkan gelombang baru pandemi?

Global Times melaporkan kemarin bahwa varian Omicron BF.7 baru telah menyebar ke lebih banyak provinsi di China, kurang dari seminggu setelah pertama kali diidentifikasi di daerah otonomi Mongolia Dalam, China Barat Laut. Tidak hanya di China, subvarian BF.7 menyebar dengan cepat di Belgia, Jerman, Prancis, dan Denmark, serta Inggris.

BF.7 adalah subvarian dari BA.5. Laporan media China mengatakan bahwa sebagai subvarian dari varian dominan COVID, Omicron, BF.7 telah meningkatkan kemampuan penghindaran kekebalan dibandingkan dengan strain induknya. Selama ini varian Omicron dan sub-variannya terkenal karena sifatnya mampu lolos dari kekebalan tubuh.

Sesuai data yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), BF.7 menyumbang 4,6 persen dari total kasus COVID-19 aktif di AS. Sementara BA.5 dan BA.4.6 masih menjadi dua varian COVID-19 paling menular teratas, sementara BF.7 berada di posisi ketiga. Ini dengan jelas menunjukkan BF.7 semakin kuat dan mungkin akan menyusul dua varian lainnya segera yakni BA.2.75 dan BA.4 yang menyumbang 1,8 persen dan 0,8 persen dari total kasus di AS.

Pada 4 Oktober 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa Omicron saat ini adalah varian dominan yang beredar secara global, terhitung lebih dari 98 persen dari urutan virus yang dibagikan di GISAID setelah Februari 2022. GISAID atau Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data, adalah inisiatif sains global yang didirikan pada 2008 yang menjadi sumber utama akses terbuka ke data genom virus influenza dan virus corona.

Per Rabu (12/10/2022), total kasus COVID-19 yang dilaporkan secara global menyentuh angka 627.679.146. Jumlah kematian dan mereka yang telah sembuh dari COVID-19 masing-masing mencapai 6.563.786 dan 607.244.811 orang. Sementara itu, kasus aktif yang tersebar di seluruh dunia kini mencapai 13.870.549.

AS masih berada di peringkat 1 dunia untuk kasus COVID-19. Berikutnya India, Prancis, Brasil, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Italia dan Jepang. Sementara Indonesia berada di urutan 20 besar, turun dari sehari sebelumnya di posisi 19.

Apakah ini Ancaman Baru?

Dengan munculnya dan meluasnya infeksi varian baru, ancaman baru datang di hadapan manusia. Ancaman gejala yang lebih baru, komplikasi kesehatan, fasilitas perawatan medis, dan efek setelah infeksi menimbulkan risiko yang lebih besar bagi umat manusia setiap kali varian yang bermutasi dan lebih kuat muncul.

Di BF.7, para ahli mengatakan varian ini semakin kuat dan kemungkinan akan menyebar dengan cepat karena tingkat penularannya yang tinggi. Di AS, tingkat infeksi BA.5 terlihat menurun dan tingkat infeksi BF.7 meningkat. Pada 23 September, BF.7 menyumbang 25 persen dari pangsa global kasus COVID di Belgia. Di AS itu menyumbang 4,6% dari total kasus. Pada hari Minggu, China juga melaporkan lebih dari 1.700 kasus; pertumbuhan kasus COVID yang disebabkan oleh sub varian BF.7.

Varian baru Omicron ini dapat menyebabkan lonjakan infeksi pada musim dingin ini. “BA.5 terus memudar karena BA.2.75x naik, BF.7 (BA.5.2.1.X) & BA.4.6 naik,” tweet Eric Topol, seorang pakar kesehatan, mengutip laporan CDC.

Orang yang divaksinasi juga bisa terinfeksi. “Sebagai subvarian dari Omicron BA.5, BF.7 telah meningkatkan penghindaran kekebalan dibandingkan dengan BA.5, yang berarti bahwa masih ada kemungkinan orang dapat terinfeksi BF.7. Bahkan jika mereka telah terinfeksi sebelumnya atau telah menggunakan vaksin COVID-19,” Global Times melaporkan mengutip para ahli.

Seorang pejabat dari CDC menilai dengan penularannya yang kuat, varian baru dapat dengan mudah mengakibatkan infeksi skala luas, memperumit pengendalian dan pencegahan epidemi.

Sementara itu, Dr Cyrus Shahpar, Direktur Data COVID-19 Gedung Putih telah meyakinkan semua orang tentang musim dingin yang aman. Ia memberikan pernyataan yang lebih menyejukan.

“Pertumbuhan lambat dalam sub varian yang muncul (misalnya BA.2.75, BA.4.6, BF.7) dan mengharapkan lebih banyak dalam beberapa minggu ke depan. Intinya: Ini semua Omicron dan kami memiliki dosis bivalen baru yang meningkatkan perlindungan terhadap semuanya. Dapatkan satu sekarang untuk mendapatkan musim gugur dan musim dingin yang lebih aman!” tulisnya di Twitter.

Sementara itu Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menjelaskan bahwa dari data Inggris, BQ.X, BA.2.75.2 dan BF.7 saat ini merupakan varian yang paling mengkhawatirkan dan akan diprioritaskan untuk penilaian efektivitas vaksin. Meskipun semua varian baru saat ini memiliki prevalensi individu yang relatif rendah di Inggris, namun menunjukkan bukti tingkat pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan varian BA.5.

Martin Michaelis, profesor kedokteran molekuler di University of Kent, mengutip Nationalworld, mengatakan subvarian Omicron BA.5 saat ini masih merupakan varian ‘dominan’ dari COVID-19, tetapi tiga sub varian BQ.X, BA.2.75.2, dan BF.7 tampaknya telah ‘mendapatkan tanah suburnya’.

Prof Michaelis mengatakan ketiga sub varian ini juga tampaknya lebih baik dalam melewati kekebalan yang sudah ada sebelumnya dari vaksinasi dan infeksi sebelumnya daripada BA.5. BQ.X, BA.2.75.2, dan BF.7 saat ini merupakan varian COVID-19 yang “dianggap paling berpotensi menimbulkan gelombang COVID-19 berikutnya,” tambahnya.

Namun, dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah salah satu dari mereka akan mengungguli dan mengambil alih varian lainnya. Juga belum diketahui apakah varian ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada BA.5.

Juga belum jelas apakah varian ini mungkin terkait dengan penyakit yang lebih parah daripada varian Omicron sebelumnya. “Satu-satunya hal yang tampaknya sangat mungkin adalah bahwa Covid akan terus berkembang dan kita akan melihat gelombang lebih lanjut,” tambah Prof Michaelis.

Apa Gejalanya?

Gejala yang terkait dengan subvarian BF.7 adalah batuk terus-menerus, sakit kepala, nyeri dada, perubahan indera penciuman, gangguan pendengaran dan gemetar. Sebagian besar gejalanya mirip dengan infeksi yang disebabkan oleh sub varian Omicron lainnya. Namun, orang tidak boleh mengabaikan gejala COVID-19 lainnya seperti sakit perut, diare, pilek, sakit tenggorokan, dan kelelahan.

Belum jelas apakah varian ini akan memperburuk kondisi pandemi yang sudah sangat landai akhir-akhir ini. Namun, melihat dari penyebarannya yang lebih ganas dan memiliki kemampuan lebih baik menembus kekebalan tubuh, kita sudah semestinya waspada. Karena itu, menerapkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker tetap tidak boleh kendur.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button