News

Muncul Varian Omicron Baru di Negara Tetangga, Dinkes DKI Sebut Jakarta Belum Terdeteksi

India kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19 varian baru yaitu Omicron Arcturus. Kasus penularan varian Arcturus juga sudah mengenai negara tetangga seperti Singapura dan Brunei.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama mengatakan varian tersebut belum terdeteksi di Jakarta.

“Belum ditemukan XBB 1.16 atau varian Arcturus di DKI Jakarta. Dari hasil pemeriksaan genome sequencing yang rutin dilakukan, belum ditemukan XBB.1.16,” kata dr Ngabila saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Jumat (31/3/2023).

Lebih lanjut, dr Ngabila mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu panik. Jakarta dinilai masih terkendali walaupun kenaikan kasus COVID-19 tetap ada.

“Apa pun variannya, masyarakat tidak perlu panik. Kondisi di Jakarta sangat terkendali walaupun ada kenaikan kasus, tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan di rumah sakit. Ini tanda COVID-19 terkendali,” jelasnya.

Namun, dr Ngabila menegaskan meski terkendali ancama long COVID-19 tidak boleh disepelekan. Protokol kesehatan harus tetap dijaga seperti memakai masker di tempat ramai dan hindari bertemu dengan orang yang sedang sakit. Begitupun dengan gencar melakukan vaksinasi demi menjaga daya tahan tubuh.

“Mencegah sakit adalah yang terbaik, cegah kematian dengan vaksinasi dosis ke-4 untuk usia 18 tahun ke atas. Selagi ada dan gratis. Saat ini merk vaksin yang tersedia adalah pfizer, inavac, indovac,” tegas Ngabila.

Sementara itu, Ngabila menuturkan pemakaian vaksin Pfizer bisa diberikan untuk usia 12 tahun ke atas, Sedangkan Inavac dan Indovac adalah vaksin buatan dalam negeri yang diberikan untuk usia 18 tahun ke atas.

Sampai saat ini, Dinkes DKI Jakarta masih menunggu arahan regulasi dari Kemenkes RI terkait dosis pemakaian vaksin.

“Sejauh ini masih usia 6-17 tahun itu 2 dosis, lau 18 tahun ke atas 4 dosis. Akan tetapi merk vaksin yang tersedia di Indonesia saat ini hanya untuk usia 12 tahun ke atas. Dosis 1 dan 2 bisa berbeda merk, dosis 3 mengikuti merk dosis 4 dan dosis 4 mengikuti merk dosis 3,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button