Kanal

Nancy Pelosi Sulut Api Kemurkaan China di Taiwan

Jumat, 05 Agu 2022 – 14:35 WIB

Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan memanaskan hubungan AS dan China. China nampaknya berang dengan aksi kunjungan itu dan langsung menyiapkan aksi balasan dengan latihan perang sebagai bagian dari teror dan memberikan sanksi ekonomi. Bakal berlanjut seperti perang Rusia-Ukraina?

Sebelumnya Presiden China Xi Jinping sudah memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar tidak ‘bermain api’ atas Taiwan dalam panggilan telepon sekitar dua jam setelah munculnya rencana perjalanan Ketua DPR Nancy Pelosi ke pulau itu.

“Mereka yang bermain api akan binasa. Diharapkan AS melihat dengan jelas tentang ini,” ujar Xi Jinping.

Bukan kali ini saja Xi menggunakan bahasa seperti itu untuk mencegah Washington mendukung Taipei secara terbuka. Pada November tahun lalu, Xi juga memperingatkan Presiden AS dalam pertemuan puncak virtual bahwa China siap mengambil langkah tegas jika Taiwan membuat langkah apa pun menuju kemerdekaan yang melanggar garis merah Beijing.

Ancaman itu tak mengubah rencana Pelosi dan tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam. Kunjungan ini disebut-sebut sebagai sebuah perjalanan untuk menunjukkan solidaritas AS atas pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya. Meski Washington tidak mengakui Taiwan sebagai negara merdeka, namun terikat oleh hukum AS untuk memberi pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.

Disambut Operasi Militer

China nampaknya berang dengan kedatangan Pelosi. Kementerian Luar Negeri China mengatakan langkah itu sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Pesawat-pesawat tempur China bergemuruh di garis pemisah Selat Taiwan sebelum kedatangan Pelosi. Militer China telah disiagakan dan siap meluncurkan operasi militer yang ditargetkan’ sebagai tanggapan atas kunjungan itu.

China Central Television (CCTV) melaporkan China telah meluncurkan latihan angkatan laut dan angkatan udara bersama di sekitar Taiwan. Latihan tersebut menjadi unjuk kekuatan paling signifikan oleh China di sekitar Taiwan setidaknya sejak 1995, ketika Beijing menguji coba rudal ke laut dekat pulau itu sebagai tanggapan atas kunjungan presiden Taiwan, Lee Teng-hui, ke AS.

Beijing juga mengarahkan personel militernya mendekati perbatasan dengan Taiwan. Dilansir Bloomberg, Rabu (3/8/2022), Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan akan meningkatkan frekuensi latihan militer di dekat perbatasan Taiwan mulai 4 Agustus.

China melihat Taiwan sebagai provinsi nakal dan telah bersumpah untuk menyatukan kembali pulau itu dengan daratan dengan cara apa pun yang diperlukan termasuk melalui penggunaan kekuatan. Ia menuduh pemerintah Taiwan saat ini berusaha mendorong Taiwan menuju kemerdekaan. Sementara AS secara diam-diam mendukung upaya semacam itu meskipun secara resmi posisi AS sebenarnya menentang.

China telah mendeklarasikan daerah perbatasan sebagai daerah latihan militer sebagai peringatan keras. Hal ini karena menembakkan peluru tajam apalagi senjata berat dan rudal yang begitu dekat dengan pantai akan menimbulkan peningkatan risiko keselamatan bagi siapa saja yang kebetulan berada di daerah itu.

Media pemerintah China sempat menyiarkan gambar rudal balistik jarak pendek DF-15 (dengan jangkauan 600 km hingga 900 km tergantung pada variannya) yang diluncurkan sebagai bagian dari latihan.

PLA meningkatkan frekuensi latihan militer di dekat perbatasan Taiwan mulai 4 Agustus. Yang bikin miris adalah pengaruh dari latihan militer ini. Kita ketahui bahwa Selat Taiwan merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia dan merupakan jalur utama bagi kapal-kapal yang melintas dari China, Jepang, Korea Selatan, serta Taiwan menuju tujuan ke arah barat. Hampir setengah dari armada kontainer global melewati jalur air tahun ini sehingga gangguan kecil dapat berarti gangguan bagi distribusi global produk-produk utama.

Badan Keselamatan Maritim China mengeluarkan beberapa peringatan bagi kapal untuk menghindari wilayah tertentu untuk menghindari latihan militer. Sebuah pemberitahuan dari regulator di Fujian, provinsi di sepanjang Selat Taiwan, mengatakan kapal-kapal dilarang berlayar ke daerah-daerah di mana latihan akan dilakukan mulai Kamis hingga Minggu.

Sanksi Ekonomi

China merespons kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan juga dengan serangkaian sanksi ekonomi terhadap pulau tersebut. Administrasi Bea Cukai China mengatakan mereka akan menangguhkan beberapa impor buah jeruk dari Taiwan atas dugaan deteksi ‘berulang’ residu pestisida yang berlebihan, dan impor ikan akibat tes Virus Corona positif pada paket kiriman.

Dalam pemberitahuan terpisah, Kementerian Perdagangan menambahkan bahwa pihaknya juga ‘menangguhkan ekspor pasir alam ke Taiwan’ mulai Rabu (3/8/2022). Pasir alam umumnya digunakan untuk memproduksi beton dan aspal. Sebagian besar pasir dan kerikil impor Taiwan berasal dari China.

Reaksi terhadap kunjungan Pelosi ini seperti sebuah perubahan besar terhadap sikap China yang lebih keras terhadap masalah Taiwan. Ini juga bisa menjadi indikasi bahwa China akan melakukan langkah-langkah berikutnya dengan berbagai cara termasuk kekuatan diplomatik, ekonomi dan senjata.

Memang ada pengamat yang mengungkapkan, bisa jadi konflik ini akan menuju babak berikutnya seperti yang dilakuakn Rusia terhadap Ukraina. Namun, prediksi ini terlalu jauh dan terlalu dini mengingat risiko terlalu besar yang harus ditanggung China.

Yang gelas, aksi China ini dengan meningkatkan eskalasi hubungan menjadi lebih memanas ini memiliki konsekuensi. Jika salah perhitungan tentu akan merugikan China dalam hubungan politik dan ekonomi internasional di masa mendatang. Juga tentu saja akan menyulitkan warganya sendiri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button