Perkumpulan Nasyid Nusantara (NN) Pusat sukses menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 pada 21-23 Februari 2025 di Hotel Amaris Pasar Baru, Jakarta Pusat. Acara yang mengusung tema Membangun Spiritualitas Pejuang Nasyid itu dihadiri oleh 30 perwakilan dari berbagai provinsi di Indonesia.
Rakernas berlangsung dengan penuh semangat, menghadirkan berbagai gagasan dan rencana strategis untuk memperkuat eksistensi nasyid di tengah perkembangan industri musik dan dakwah digital. Selama tiga hari, para peserta mengikuti rapat pleno, diskusi strategis, serta talkshow dan konser nasyid yang menampilkan tokoh-tokoh penting dari komunitas nasyid nasional.
Dalam Rakernas ini, NN Pusat bersama perwakilan wilayah menyepakati berbagai langkah konkret untuk mendorong perkembangan nasyid di Indonesia. Di antara hasil yang dicapai adalah penguatan komunitas nasyid di tingkat daerah dengan bersinergi bersama lembaga dakwah dan industri kreatif, optimalisasi digitalisasi nasyid melalui distribusi musik di platform streaming dan media sosial, serta pembentukan program regenerasi musisi nasyid guna mencetak munsyid-munsyid baru yang kompetitif. Selain itu, peningkatan kolaborasi dengan berbagai elemen seperti komunitas seni Islami dan industri halal juga menjadi fokus utama guna memperluas jangkauan dakwah melalui musik.
Rakernas ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Komunitas Munsyid Jaya Indonesia dan Forum Silaturahmi LDK (FSLDK) Wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi. Mereka turut berkontribusi dalam diskusi serta berbagi wawasan terkait tantangan dan peluang bagi perkembangan nasyid di Indonesia.
Sebagai penutup, Rakernas 2025 menggelar sesi city tour di beberapa destinasi ikonik Jakarta, yang semakin mempererat silaturahmi antar peserta. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dukungan dari PERTAMINA Gas, ZIPZAP Cloth, dan PT Subula Salam Semesta yang turut berkontribusi dalam kesuksesan acara.
Ketua NN Pusat menyampaikan harapannya agar hasil dari Rakernas ini dapat mendorong kebangkitan kembali nasyid sebagai bagian dari identitas budaya Islam di Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa nasyid harus semakin relevan dengan perkembangan zaman agar dapat terus eksis dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.