Netanyahu Bersumpah akan Balas Serangan Iran, Perang Besar Sudah di Depan Mata


Ratusan rudal Iran meluncur ke sejumlah wilayah Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah Tel Aviv akan membalas serangan ini seraya mengatakan Teheran akan ‘membayar mahal’ tindakannya itu.

Di sisi lain, Iran menegaskan bahwa setiap pembalasan akan disambut dengan ‘kehancuran besar’, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.

AS telah menyatakan dukungannya penuh untuk sekutu lama mereka, Israel, sementara Angkatan Bersenjata Iran memperingatkan intervensi langsung oleh pendukung Israel terhadap Teheran akan memicu ‘serangan besar-besaran’ terhadap pangkalan dan kepentingan mereka di wilayah tersebut.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan mengadakan pertemuan mengenai Timur Tengah pada Rabu (2/10/2024) untuk membahas eskalasi yang terjadi.

“Iran membuat kesalahan besar malam ini, dan mereka akan membayarnya,” kata Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan, menurut sebuah pernyataan resmi, seperti dilansir Reuters, Rabu.

Sementara itu, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel dan agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Jalur Gaza.

Ketegangan meningkat di wilayah tersebut sejak Israel menambah intensitas serangannya terhadap Lebanon dalam dua pekan terakhir, termasuk dimulainya operasi darat di sana pada Senin (30/9/2024), dan konflik yang telah berlangsung selama setahun di Jalur Gaza.

Kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang melibatkan Iran dan AS semakin menguat.

Dalam serangan Selasa, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke arah Israel. Alarm berbunyi di seluruh Israel dan ledakan terdengar di Yerusalem serta Lembah Sungai Yordan.

Warga Israel bergegas lari memuju bunker yang menjadi tempat perlindungan bom, dan para reporter televisi tampak berbaring di tanah saat melakukan siaran langsung.

Menurut pernyataan IRGC, pasukan Iran untuk pertama kalinya menggunakan misil hipersonik Fattah, dan 90 persen dari misil tersebut berhasil mencapai targetnya di Israel.

Adapun juru bicara militer Israel, Laksamana Daniel Hagari mengatakan sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, telah diaktifkan dan sebagian besar misil berhasil dicegat oleh Israel serta koalisi pertahanan yang dipimpin oleh AS.

Angkatan Laut AS juga menembakkan sekitar selusin interceptor untuk mencegat misil Iran yang menuju Israel.

Namun, sejumlah rudal berhasil menghantam bagian tengah dan selatan Israel. Dalam sebuah video yang dirilis militer Israel, sebuah sekolah di Kota Gadera mengalami kerusakan parah akibat serangan roket Iran. Meski demikian, tak ada korban jiwa yang dilaporkan di Israel.

Dukungan Penuh AS

Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan penuh AS untuk Israel dan menggambarkan serangan Iran sebagai tindakan yang ‘tidak efektif’. Biden mengatakan sedang ada diskusi aktif tentang bagaimana Israel akan merespons, dan ia akan berkonsultasi dengan Netanyahu.

“Kami akan bertindak. Iran akan segera merasakan akibat dari tindakan mereka. Respons kami akan menyakitkan,” kata Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, seperti dilansir Associated Press, Selasa.

Gedung Putih juga menjanjikan ‘konsekuensi berat’ bagi Iran. Juru bicara Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan AS akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan hal itu terjadi.

Di sisi lain, Iran memperingatkan bahwa setiap respons Israel akan disambut dengan ‘kehancuran besar’ terhadap infrastruktur Israel. Selain itu, Iran juga mengancam akan menargetkan aset-aset regional sekutu Israel yang terlibat dalam konflik tersebut.

Kementerian Luar Negeri Iran mengeklaim bahwa operasi mereka bersifat defensif dan hanya ditujukan kepada fasilitas militer dan keamanan Israel.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras apa yang disebutnya sebagai ‘eskalasi demi eskalasi’ dan mendesak segera diakhirinya serangan dari pihak manapun.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, juga menyerukan gencatan senjata regional, seraya memperingatkan bahwa siklus serangan dan pembalasan ini berisiko ‘berkembang di luar kendali’.

Eskalasi Terus Meningkat

Iran sebelumnya juga bersumpah akan membalas serangan Israel yang telah menewaskan para pemimpin tertinggi Hizbullah di Lebanon, termasuk Hassan Nasrallah, seorang tokoh besar dalam jaringan pejuang yang didukung Iran di kawasan tersebut.

Di Jalur Gaza, kelompok militan Hamas ikut memuji serangan rudal Iran, dengan menyebutnya sebagai balas dendam atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel.

Sementara di Beirut, serangan udara Israel menewaskan komandan divisi Imam Hussein, sebuah kelompok terkait Hizbullah yang berbasis di Suriah. Pemerintah Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel pada Selasa telah menewaskan 55 orang dan melukai 156 lainnya.

Dengan lebih dari 1.900 korban tewas dan lebih dari 9.000 lainnya terluka di Lebanon dalam hampir satu tahun pertempuran lintas perbatasan, invasi darat ke Lebanon kali ini diperkirakan bakal jadi eskalasi besar di kawasan tersebut.