Ototekno

Nielsen: Jumlah Penonton Video Online Meningkat 76,7%

Tren streaming dan mengakses video online di 11 kota besar Indonesia mengalami peningkatan. TV dan internet menjadi dua jenis media dengan jangkauan tertinggi. TV masih mendominasi dengan 81,1% dan internet mengalami pertumbuhan yang signifikan mencapai 76,7%.

Executive Director Nielsen Media, Hellen Katherina mengatakan, hingga kuartal tiga 2022, pengguna TV masih didominasi usia 40-49 tahun (18%) dan 50+ (23%), sedangkan digital (internet) masih didominasi usia 10-19 (22%) dan 20-29 (26%) tahun.

Dengan pertumbuhan internet yang tinggi, mengakses video online dan menonton streaming TV juga meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir di semua kelompok umur.

Naiknya akses terhadap internet dan kepemilikan smartphone ini, menurut Nielsen, telah mendorong pertumbuhan streaming via mobile. Sebab, linear TV dan internet saling melengkapi dari segi profil pemirsa.

Mobile streaming juga telah menjangkau sebanyak 80% pemirsa TV, dan ditonton rata-rata 9 jam/bulan. Sementara heavy users dapat menghabiskan 28 jam/bulan. Namun, angka ini masih jauh di bawah rata-rata waktu menonton TV yang mencapai 80 jam/bulan.

OTT Lokal Mampu Bersaing

Nielsen juga mencatat, layanan media over the top (OTT) lokal juga mengalami peningkatan. Pada platform streaming pilihan sepanjang Juni-Agustus 2022 misalnya.

Screenshot (81) - inilah.com
Foto: Nielsen

Data Nielsen menunjukkan bahwa layanan konten berbasis internet yakni Vidio.com mendapat jangkauan tertinggi. Saat bulan Juni, layanan OTT ini berada di angka 3,5%. Kemudian di bulan Juli menyentuh angka 3,7% (naik 6%), dan pada Agustus naik kembali menyentuh angka 4,4% (naik 19%).

Kenaikan itu, kata Hellen, karena konten lokal juga sempat masuk ke dalam Top 5 Program layanan konten berbasis internet internasional. Contohnya film “Kukira Kau Rumah” sempat masuk Top 5 Program dalam Disney+ Hotstar.

“Kenapa saya menyimpulkan seperti itu? Karena beberapa Top 5 Program Juli 2022 di OTT luar negeri pun ada konten lokalnya. Ini kan artinya OTT lokal masih punya peluang untuk bersaing dengan OTT internasional,” kata Hellen kepada Inilah.com di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Nielsen Ajak Industri Memahami Audiens

Nielsen juga mengingatkan industri untuk memahami pemirsa streaming dan bagaimana mereka terlibat dengan konten. Sebab, hal itu akan membuat pemasar dan penyiar bisa lebih baik, karena memahami anskap kompetisi untuk mendapatkan atensi audiens.

“Saat ini sangat penting untuk memiliki pemahaman yang mumpuni tentang lanskap streaming, terutama pandangan tentang konsumsi audiens yang memperhitungkan total penggunaan platform streaming yang sebanding dengan TV linier,” ujar Hellen.

“Nielsen Streaming Content Ratings memberikan pandangan komprehensif tentang konsumsi streaming dan demografi audiens yang terus meningkat. Ini akan membantu setiap pemangku kepentingan di industri dalam membeli, menjual, atau berinvestasi di lintas media,” sambungnya.

Hellen juga menegaskan, audiens saat ini punya banyak pilihan saat ingin mengakses atau menikmati konten yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sehingga, lanjut Hellen, adanya metode pengukuran yang terintegrasi ini, nantinya akan memudahkan lembaga penyiaran dan pengiklan untuk menentukan strategi bisnisnya.

Streaming Content Ratings akan melihat siapa, di mana, dan bagaimana pemirsa streaming saat ini sehingga dapat memberikan pengukuran yang tepat untuk program yang dilihat melalui platform streaming teratas dengan menyatukan beberapa fragmen menjadi satu sumber,” jelas Hellen.

Sebagai informasi, metode pengukuran Streaming Content Ratings memiliki dua cara.

Pertama, Nielsen memasang alat peoplemeter di TV rumah tangga panel (partisipan) untuk menangkap kebiasaannya saat menonton TV linear.

Kedua, Nielsen menggunakan mobile meters mobil app yang ada di smartphone panel. Hal itu untuk menangkap kebiasaannya dalam menonton streaming via mobile.

Sampel penelitian Nielsen selama Juni-Agustus 2022 ini, untuk TV panel berjumlah 11,500 individu, sementara mobile panel berjumlah 3,700 individu. Secara demografi, semua orang usia 10+ yang memiliki TV berfungsi baik di Indonesia.

Area penelitian Nielsen di 11 kota besar Indonesia ini, mencakup Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, dan Surakarta.

Adapun cakupan kepemirsaan aplikasi, terdapat YouTube, Vidio, Viu, Netflix, Disney+ Hotstar, RCTI+, iQIYI, Vision, dengan tipe Smartphone Streaming Applications.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button