Nintendo resmi memperkenalkan konsol terbarunya, Switch 2, namun alih-alih disambut meriah, harga tinggi konsol ini justru menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemar global.
Konsol penerus dari Switch generasi pertama yang fenomenal—telah terjual lebih dari 150 juta unit sejak 2017—dipatok dengan harga $449,99 di AS (sekitar Rp7,6 juta), £395,99 di Inggris (sekitar Rp8,6 juta), dan €469,99 di Prancis (sekitar Rp8,4 juta). Di Jepang, versi khusus lokal dijual ¥49.980 (sekitar Rp5,3 juta), sementara versi multibahasa mencapai ¥69.980 (sekitar Rp7,4 juta).
Harga tersebut membuat saham Nintendo anjlok 3,3 persen, terseret dampak tarif dagang tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Beberapa di antaranya adalah tarif 46 persen untuk produk dari Vietnam dan 49 persen dari Kamboja, dua negara yang kini menjadi basis utama produksi Nintendo.
Fitur Tambahan, Harga Melonjak
Switch 2 memang menawarkan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya: memori internal 256 GB (8 kali lebih besar), layar 7,9 inci, dan fitur baru seperti “C” Button untuk GameChat serta fungsi GameShare untuk bermain bersama secara temporer.
Kontroler Joy-Con kini dilengkapi magnet dan bisa digunakan layaknya mouse desktop, memperluas fleksibilitas bagi pengembang game.
Namun, harga gim Switch 2 yang mencapai €80-90 atau $86-$97 (sekitar Rp1,3 juta – Rp1,6 juta) juga dinilai memberatkan.
“Saya akan membelinya, tapi tidak langsung saat rilis. Harganya mahal,” ujar Felix Sorge, analis data berusia 33 tahun di Tokyo.
Sulit Turun Harga dalam 5 Tahun?
Penurunan harga tampaknya tak bisa diharapkan dalam waktu dekat. Firma riset Niko Partners menyebut harga Switch 2 akan tetap tinggi setidaknya selama lima tahun pertama, mengingat ketidakpastian tarif dan biaya komponen.
“Switch 2 adalah iterasi, bukan revolusi. Tapi ini tetap penting bagi strategi inti Nintendo,” tulis Niko dalam laporannya.
Kritik vs Realita Pasar
Meskipun ada yang menganggap harga mahal masih sepadan, seperti mahasiswa Rio Narita yang menyebut fitur barunya “big deal”, tidak sedikit pula yang menilai harganya menyulitkan bagi segmen usia muda.
“Mahal buat anak muda atau yang dana pas-pasan,” ujar Sayaka Motoya, 18 tahun.
Nintendo diprediksi akan menjual 19 juta unit Switch 2 pada 2025 dan 21 juta unit pada 2026, menurut perkiraan Toyo Securities.
Sementara itu, Nintendo disebut telah menimbun stok Switch 2 di AS sebelum tarif impor diberlakukan. Analis menilai harga tinggi di pasar AS adalah upaya perusahaan mengantisipasi dampak tarif dagang.
Di tengah lesunya industri game global—penjualan di AS turun 35 persen pada 2024—Nintendo tetap menggantungkan harapan pada kekuatan waralaba dan konsol. Switch 2 bisa jadi taruhan besar terakhir, di tengah ketidakpastian geopolitik dan tekanan harga.