Arena

Nonton MotoGP Mandalika, Komunitas Mobil Pilih Menginap di Tenda

Sejumlah anggota Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan komunitas mobil dari berbagai daerah yang akan menonton perhelatan MotoGP Mandalika, memilih menginap menggunakan tenda di Desa Wisata Gunung Jae, desa Sedau, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

“IMI memilih camping ground (berkemah) di Gunung Jae, rencananya rombongan akan datang besok (Jumat), dan akan menginap hingga beberapa hari setelah MotoGP selesai,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat HM Fajar Taufik, Kamis (17/3/2022).

Mungkin anda suka

Ia mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sedau, selaku pengelola destinasi wisata Gunung Jae. Mereka berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap para tamu dari luar daerah tersebut.

Selain menyediakan tenda yang sesuai keinginan wisatawan, para pengelola kawasan wisata itu juga akan memberikan suguhan atraksi budaya dalam menyambut tamunya.

Menurut Taufik, adanya penonton MotoGP yang menginap di destinasi wisata Gunung Jae tentu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian warga desa setempat.

“Kami harapkan ada pertumbuhan ekonomi masyarakat, mereka bisa memasarkan destinasi wisata dan berbagai produk yang dihasilkan masyarakat setempat kepada orang luar,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Bumdes Sedau, Sofia Handayani, menyebutkan jumlah anggota IMI yang akan bermalam di camping ground sebanyak 34 orang. Ada juga dari komunitas mobil. Mereka akan berkemah di pinggir danau mulai dari Jumat (18/3/2022), hingga beberapa hari setelah penyelenggaraan MotoGP. Sebab, mereka berencana keliling Pulau Lombok.

Menurut Sofia, pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik kepada para penonton MotoGP dari berbagai daerah tersebut. Sebab, kedatangan mereka merupakan suatu berkah, selain memberikan keuntungan materi, juga menjadi ajang promosi destinasi wisata camping ground Gunung Jae.

Ia mengatakan paket wisata yang diberikan berupa tenda kemah yang refresentatif sesuai keinginan konsumen. Selain itu, ada paket atraksi kesenian dan budaya tradisional, seperti ‘gendang belek’ dan ‘peresean’.

“Kami juga menyuguhkan dua atraksi seni musik tradisional pada malam hari. Kalau pada saat kedatangan tamu, kami menyambut dengan kesenian ‘gendang belek’ dan ‘peresean’,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ikhsan Suryakusumah

Emancipate yourselves from mental slavery, none but ourselves can free our minds...
Back to top button