Hangout

Nyerah pada Godaan Sajian Daging Kurban, Jangan Khawatir!

Hari Raya Idul Adha identik dengan makanan bernuansa daging merah. Entah itu berupa sate, gulai, kambing guling, dan sebagainya yang semuanya mengandung lemak dan kolesterol apalagi dimasak dengan santan. Seringkali kemudian muncul rasa bersalah setelahnya karena khawatir berat badan bertambah. Bagaimana cara mendetoksnya?

Saat hari Lebaran Idul Adha, atau setidaknya tiga hari sesudahnya memiliki kesempatan untuk mencicipi kelezatan daging. Tidak dapat dipungkiri bahwa daging berwarna merah, semisal daging sapi dan kambing atau domba, seringkali mendapat cap buruk dengan berbagai alasan.

Memang, di balik kenikmatan dan kelezatannya yang tiada taranya, daging merah yang berlemak, khususnya daging kambing, diyakini menyimpan potensi bahaya bagi kesehatan tubuh. Kadar kolesterol, trigliserida, dan lemak LDL yang tinggi merupakan faktor pencetus terjadinya penyakit jantung koroner.

Kadar lemak dalam darah yang tinggi akan diolah tubuh menjadi radikal lemak dan dapat menimbulkan kerusakan sel pembuluh darah. Kondisi ini pada gilirannya akan mengakibatkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah.

Meskipun kita tahu mengonsumsi daging merah berlebihan bukan pilihan yang baik untuk tubuh, namun seringkali kita menyerah pada godaan makanan yang membangkitkan selera saat Idul Adha ini. Ujung-ujungnya kemudian timbul rasa bersalah.

Untuk ‘membalas kesalahan’ itu, banyak orang yang kemudian memilih melakukan puasa atau melakukan tindakan apapun untuk membuang racun dan kelebihan asupan makanan agar tidak mempengaruhi penampilannya. Terkadang kemudian dilakukan secara berlebihan sehingga mempertaruhkan kesehatan tubuh.

Jangan Khawatir Berlebihan

Sepertinya Anda jangan terlalu khawatir berlebihan. Apalagi ‘pesta daging’ ini hanya berlangsung selama satu hari saja. Patut diingat bahwa daging kambing dan daging merah lainnya di samping ada efek negatifnya tetapi juga memiliki manfaat segudang.

Lemak tak jenuh, yang baik untuk kesehatan, merupakan setengah lemak dalam daging kambing atau domba. Asam palmitoleat, asam 16-karbon lemak tak jenuh tunggal ditemukan pula pada kambing. Keduanya memiliki sifat antimikroba yang kuat.

Bahkan pakar kesehatan Tauhid Nur Azhar mengungkapkan daging kambing memiliki nilai gizi tinggi karena mengandung mineral penting semacam zinc dan zat besi yang mudah diserap tubuh. Dalam tiga ons daging kambing, 30 persen kebutuhan tubuh akan zinc sudah terpenuhi.

Mineral zinc ini sangat penting untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Adapun kandungan zat besinya bisa memenuhi 17 persen kebutuhan tubuh yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Daging kambing pun kaya akan vitamin B, khususnya B12 yang berguna dalam menjaga kelancaran proses metabolisme tubuh. Satu porsi daging kambing dapat memberikan 74 sampai 100 persen dari kebutuhan harian untuk vitamin B12.

Daging merah juga merupakan sumber alam terbaik untuk asam amino yang disebut carnitine, yang diperlukan untuk menghasilkan energi dari asam lemak. Trace element unsur-unsur lain seperti tembaga, mangan, dan selenium juga ditemukan di dalamnya, selain berisi pasokan protein berkualitas tinggi.

Jadi tak melulu daging merah dan daging kambing berbahaya bagi tubuh. Hanya saja Anda tetap harus memperhatikan porsi atau jumlah daging yang dikonsumsi. Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori atau tinggi lemak juga akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada pencernaan yang umum terjadi pada hari raya, seperti refluks dan dispepsia.

Harap juga untuk lebih berhati-hati bagi yang memiliki hipertensi, obesitas atau penyakit lain yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap konsumsi lemak dan kolesterol berlebih.

Sebaiknya Anda juga memilih bagian daging yang mengandung sedikit lemak atau dapat membuang lemak yang ada di daging kurban. Hindari juga mengonsumsi bagian jeroan, karena mengandung tinggi lemak dan kolesterol.

Tubuh Mendetoks Sendiri

Anda perlu tahu bahwa tubuh dirancang untuk melakukan detoks sendiri. Hati dan ginjal bekerja sepanjang waktu untuk membuang limbah dan racun tidak sehat dari tubuh. Jadi, jangan mengambil tindakan ekstrim yang dapat membahayakan tubuh dan memperlambat proses internal.

Yang pertama kali harus dilakukan adalah hindari pembicaraan diri sendiri yang negatif. Tidak apa-apa untuk sesekali menikmati hidangan berdosa favorit Anda. Ketika berfokus pada pola makan yang sehat dan bersih, sesekali menikmati makanan favorit bukanlah masalah besar.

Makanan-makanan ini baru akan menjadi masalah bila Anda sering melakukannya. Pembicaraan negatif tidak akan membantu Anda melainkan hanya akan menyebabkan stres dan masalah kesehatan lainnya. Cobalah untuk tetap positif.

Lakukan pula saran terbaik dari para pakar kesehatan yakni minum banyak cairan. Air membantu mengeluarkan produk limbah yang tidak diinginkan dari sistem melalui urin dan keringat. Ini juga meningkatkan metabolisme Anda dan memberi energi kembali. Tambahkan infuse water, air kelapa, dan buah-buahan yang kaya akan kandungan air ke dalam makanan.

Yang sering dilakukan banyak orang setelah makan banyak adalah berpuasa. Memang berpuasa setelah ‘pesta daging’ baik untuk menyeimbangkan asupan kalori, tetapi terkadang hal ini dapat menjadi bumerang. Sebaiknya, makanlah makanan sehat dan kaya serat seperti sayuran dan buah.

Makronutrien dalam serat dapat mendukung ginjal dan hati kita untuk membuang limbah keluar dari tubuh dengan cara yang lebih baik. Ini mendorong pertumbuhan bakteri usus yang baik dan membantu meningkatkan fungsi penghalang usus.

Ada baiknya juga mengonsumsi makanan yang difermentasi dengan baik sebagai detoksifikasi. Makanan fermentasi dapat memperlancar proses pencernaan dan dapat mendukung proses detoksifikasi. Makanan ini membantu dalam pembentukan bakteri baik, yang meningkatkan kesehatan usus dan pada akhirnya meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Saran terbaik lainnya dari para ahli kesehatan adalah melakukan olahraga atau latihan ringan untuk membakar kalori ekstra yang dikonsumsi selama musim kurban. Tapi ingat Anda tidak harus menghukum diri sendiri dengan melakukan latihan yang keras tiga kali sehari. Lakukan perlahan dan berikan tubuh Anda waktu untuk pulih. Terlalu banyak berolahraga akan menimbulkan stres. Anda bisa melakukan olahraga jalan kaki, jogging, skipping, nge-gym atau lainnya.

Yang jelas, mencegah efek negatif mengonsumsi daging merah lebih baik dari pada Anda harus melakukan detoksifikasi atau membuang lemak di tubuh. Tentunya dengan mengonsumsi lebih bijak dan cerdas dengan tidak makan berlebihan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button