Olimpiade Paris: Swiatek Siap Juara Lagi di Lapangan Favoritnya


Petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, siap kembali berburu gelar saat tampil di Olimpiade di Roland Garros.

Swiatek sangat “akrab” dengan lapangan tanah liat Roland Garros. Petenis Polandia 23 tahun itu sudah 3 kali menjuarai French Open di Roland Garros dimana trofi terbarunya diangkat pada dua bulan lalu.

Juara Grand Slam lima kali itu, berusaha melangkah lebih jauh daripada yang ia lakukan di Olimpiade Tokyo pada 2021, di mana ia kalah dari Paula Badosa di babak kedua.

Swiatek memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan Olimpiade Paris setelah tersingkir lebih awal di Wimbledon, di mana ia kalah di babak ketiga dari Yulia Putintseva.

Kekalahan menyakitkan di lapangan rumput All England Club membuat rekor 21 kemenangan beruntun Swiatek terhenti.

Dia ditanya setelahnya bagaimana dia akan mempersiapkan diri untuk Olimpiade di Paris.”Yang pasti saya akan mengambil pelajaran dan istirahat lebih banyak,” kata Swiatek ditanya soal persiapan jelang Olimpiade Paris, seperti disiarkan AFP, Kamis.

“Saya tidak tahu, saya merasa meskipun saya tidak tampil bagus di turnamen ini, karena melihat keseluruhan musim, saya pantas mendapatkannya.”

“Saya benar-benar harus melakukannya dengan lebih baik karena saya tidak akan bisa menjalani seluruh musim dengan bermain bagus,” ujar petenis berusia 23 tahun itu.

Pada 2020, Swiatek memberikan pernyataan keras di dunia tenis ketika ia memenangi French Open tanpa kehilangan satu set pun.

Dia adalah petenis Polandia pertama, putra maupun putri, yang memenangi gelar tunggal Grand Slam dan mendominasi ajang tersebut sejak itu, dengan satu kesalahannya terjadi tiga tahun lalu.

Bulan lalu dia mengalahkan petenis Italia Jasmine Paolini di final, menjadi petenis putri keempat di era modern yang mengangkat Coupe Suzanne Lenglen empat kali setelah Justine Henin, Chris Evert dan Steffi Graf.

Petenis nomor satu dunia itu juga menyelesaikan triple gelar tanah liat Madrid-Roma-Roland Garros. Satu-satunya petenis putri lain dalam sejarah yang melakukan itu di musim yang sama adalah Serena Williams.