News

Omicron Masih Tinggi, WHO Ingatkan Jangan Anggap Enteng

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut risiko terkait varian Omicron masih sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus baru COVID-19 di level global yang telah mencapai angka tertinggi pekan lalu.

“Lebih dari 21 juta kasus baru dilaporkan, mewakili jumlah kasus mingguan tertinggi yang tercatat sejak awal pandemi,” kata WHO, dilansir dari AFP, Rabu (26/1/2022).

Badan kesehatan PBB itu menambahkan, jumlah infeksi baru meningkat lima persen dalam sepekan hingga hari Minggu lalu. Angka ini memang tidak sebanyak pekan sebelumnya yang mencapai kenaikan 20 persen.

“Peningkatan kasus yang lebih lambat terus diamati di tingkat global,” lanjut mereka.

Hampir 50.000 kematian baru akibat COVID-19 juga dilaporkan di level global, tambah WHO — angka yang sama dengan pekan sebelumnya.

Laporan itu mengatakan Omicron terus meningkatkan dominasinya atas varian lain di banyak negara.

“Epidemiologi global SARS-CoV-2 saat ini ditandai dengan dominasi varian Omicron dalam skala global. Dengan menurunnya prevalensi varian Delta dan tingkat sirkulasi varian Alfa, Beta, dan Gamma yang sangat rendah,” terang WHO.

“Negara-negara yang mengalami peningkatan pesat kasus Omicron pada November dan Desember 2021 telah atau mulai mengalami penurunan kasus,” lanjut mereka.

Namun, sambung WHO, berdasarkan bukti saat ini, risiko keseluruhan atas Omicron masih sangat tinggi.

WHO mengatakan dari sampel yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir, yang telah diurutkan dan diunggah ke inisiatif sains global GISAID, terlihat bahwa Omicron menyumbang sekitar 89,1 persen dari total kasus terbaru di dunia.

Delta — yang sebelumnya merupakan varian dominan dunia — kini hanya menyumbang 10,7 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ivan Setyadhi

Dreamer, Chelsea Garis Biru, Nakama, Family Man, Bismillah Untuk Semuanya, Alhamdulillah Atas Segalanya
Back to top button