Hangout

Omicron Tidak Berbahaya Dibanding Varian Delta

Pakar kesehatan yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menjelaskan ada fakta terbaru merujuk pada hasil penelitian di Eropa tentang varian baru COVID-19, Omicron. Varian baru, Omicron tidak berbahaya daripada delta, yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Tjandra Yoga, varian Omicron tidak berbahaya karena tidak banyak membuat pasien masuk rumah sakit daripada varian Delta. Hal tersebut dia sampaikan berdasarkan dari penelitian yang sudah ada.

“Orang yang terinfeksi Omicron punya risiko 50 persen lebih rendah untuk harus masuk rumah sakit bila dibandingkan terinfeksi varian Delta,” kata Prof Tjandra Yoga sesuai dengan European Centre for Disease Prevention and Control, The United Kingdom Health Security Agency, kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa, (18/01/2022).

Masih menurut Tjandra Yoga, varian Omicron juga menurunkan risiko masuk rumah sakit ketika pasien sudah mendapatkan vaksin dosis dua dan dosis tiga. Keduanya memiliki prosentase yang berbeda di atas 50 persen untuk tidak masuk rumah sakit.

“Mereka juga melaporkan bahwa risiko masuk rumah sakit turun 65 persen pada mereka yang sudah divaksin dua kali dan turun 81 persen pada yang sudah divaksin 3 kali, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat vaksin sama sekali,” tambah mantan direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Masa inkubasi virus

Tjandra Yoga menjelaskan, dari hasil penelitian tentang masa inkubasi menurut beberapa sumber, pendeknya masa inkubasi Omicron dibandingkan dengan varian Alfa dan delta.

“Data sebelumnya menunjukkan bahwa masa inkubasi varian Alfa adalah 5 hari dan varian Delta 4 hari, jadi masa inkubasi Omicron memang lebih cepat. Publikasi dari Center For Disease Control (CDC) Amerika Serikat pada 31 Desember 2021 menunjukkan bahwa median antara paparan varian Omicron dan timbulnya gejala adalah 3 hari,” papar mantan kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI itu.

Meski begitu, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang optimal. Mulai dari protokol kesehatan menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker, hingga mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Lebih baik lagi, segera mendapatkan vaksin dosis tiga (booster) di fasilitas kesehatan terdekat.

“Kita harus terus waspada dan pencegahan (3M, 3T dan vaksinasi) tetap merupakan hal utama,” ujarnya.

Vaksin booster untuk masyarakat Indonesia

Pemerintah memastikan vaksinasi booster atau dosis ketiga gratis untuk seluruh lapisan masyarakat dan prioritas untuk warga lanjut usia (lansia) yang mulai pada 12 Januari 2022. Hal ini juga sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan antibodi masyarakat dalam menghadapi mutasi virus COVID-19 yang terus bermunculan. Salah satunya adalah varian Omicron.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjelaskan tidak hanya lansia, kelompok rentan terpapar COVID-19 juga jadi prioritas penerima vaksinasi booster.

“Upaya ini penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat mengingat virus COVID-19 yang terus bermutasi,” kata Jokowi.

Menurutnya, calon penerima vaksin booster adalah orang yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis kedua dalam waktu enam bulan.
Pemberian vaksinasi dosis ketiga ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ini.

Penggunaan vaksinasi booster ini telah dapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk lima vaksin di antaranya CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zivivax.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button