OpenAI merilis fitur baru dalam ChatGPT yang memungkinkan pengguna membuat gambar bergaya Studio Ghibli, namun fitur ini memicu perdebatan hukum tentang hak cipta. Meski Studio Ghibli bisa menggugat, para pakar hukum menyebut peluang kemenangannya di pengadilan cukup kecil.
Fitur bernama Ghiblifying ini tersedia bagi pengguna berbayar ChatGPT dengan model GPT-4o. Dengan fitur ini, siapa saja bisa mengubah foto biasa menjadi ilustrasi ala film-film Studio Ghibli, seperti Spirited Away atau The Boy and the Heron. CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan mempromosikan fitur ini langsung di media sosial X.
Namun, penggunaan fitur ini telah memunculkan beragam respons, terutama karena gambar bergaya Ghibli tak hanya digunakan untuk membuat ilustrasi lucu kucing atau anak-anak, tapi juga untuk menggambarkan tragedi 9/11, tokoh kontroversial seperti Jeffrey Epstein, dan bahkan penangkapan imigran ilegal oleh ICE dalam versi anime.
Studio Ghibli Bisa Gugat, Tapi Kemungkinan Menang Tipis
Menurut para ahli hukum seperti Kristelia García (Georgetown University) dan Christa Laser (Cleveland State University), Studio Ghibli bisa mengajukan dua jenis gugatan:
- Gugatan input: menuduh OpenAI melatih model AI-nya menggunakan film-film Ghibli tanpa izin.
- Gugatan output: menuduh OpenAI menghasilkan gambar yang terlalu mirip dengan karya Ghibli.
Namun, untuk menang dalam gugatan input, Ghibli harus membuktikan bahwa model OpenAI benar-benar dilatih menggunakan karya mereka, sesuatu yang hanya bisa dibuktikan lewat proses hukum seperti discovery.
Untuk gugatan output, masalahnya lebih kompleks. Hak cipta melindungi karya individual (seperti film, karakter, atau adegan spesifik), tapi tidak melindungi gaya visual atau estetika umum.
“Kalau hanya meniru gaya atau atmosfer visual tanpa menjiplak karakter atau adegan spesifik, secara hukum tidak melanggar hak cipta,” ujar Christa Laser dikutip dari businessinsider.
Jepang Longgar, AS Ketat
Di Jepang, hukum hak cipta lebih permisif terhadap pelatihan model AI menggunakan karya yang dilindungi.
Namun, jika Ghibli menggugat OpenAI di Amerika Serikat, mereka akan bermain di wilayah hukum yang lebih ketat. Meski begitu, kemungkinan menang tetap kecil tanpa bukti pelatihan langsung menggunakan film-film Ghibli.
Fanart dan Fanbase Jadi Wilayah Abu-abu
Bila model dilatih menggunakan fanart bergaya Ghibli yang telah beredar luas di internet, hal ini akan semakin menyulitkan Ghibli dalam menggugat. Sebab, fanart selama ini hidup di wilayah abu-abu hukum dan sulit dikontrol.
“Anime dan gaya Ghibli adalah bagian besar dari bahasa visual AI generatif. Tapi gaya bukan karya. Dan hukum hak cipta tidak melindungi gaya,” kata Matthew