Operasi pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan yang terjadi pada Senin (20/1/2025), resmi ditutup hari ini.
Penutupan dilakukan setelah sebanyak 25 korban tewas akibat bencana tersebut berhasil dievakuasi dalam pencarian selama 7 hari setelah kejadian tersebut.
Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), menjelaskan, operasi SAR ini dilakukan sesuai prosedur yang berlangsung selama tujuh hari, atau lebih cepat jika seluruh korban sudah ditemukan.
Dirinya menyebut, seluruh korban yang berhasil dievakuasi dan diidentifikasi oleh tim SAR gabungan.”Hingga hari kemarin (Sabtu, 26 Januari 2025), seluruh korban longsor telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi oleh tim SAR gabungan sesuai dengan laporan kehilangan yang masuk,” ungkapnya pada Senin (27/1/2025).
Lebih lanjut, Budiono menyatakan, pihaknya sudah melakukan pencarian di Sungai Welo, mulai dari bawah kafe Allo hingga objek wisata Black Canyon yang berada tak jauh dari jembatan Sepingit.
Pencarian dimulai sejak Rabu karena dua korban longsor sebelumnya ditemukan di lokasi sungai tersebut.”Kami mengevakuasi dua jenazah dari dekat jembatan Sepingit atas laporan warga. Kemudian kami mengirim satu SRU untuk penyisiran di sana, namun hingga Jumat tidak ada lagi tanda-tanda keberadaan korban longsor,” tambahnya.
Dengan ditemukannya seluruh korban longsor di Desa Kasimpar, operasi SAR dinyatakan selesai.
Meskipun demikian, pencarian untuk korban terakhir akan tetap dipantau.”Apabila korban ditemukan, kami siap melakukan evakuasi,” ujar Budiono.
Dirinya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim gabungan yang sudah membantu proses pencarian dan evakuasi akibat bencana tersebut.