China menunjuk Li Qiang menjadi perdana menteri. Tugas utama dari loyalis Presiden Xi Jinping itu adalah mengelola perekonomian terbesar kedua di dunia yang saat ini sedang menghadapi sejumlah prospek terburuk selama beberapa tahun.
Li Qiang resmi menjadi perdana menteri dalam sesi pagi Kongres Rakyat Nasional, Sabtu (11/3/2023). Pengangkatan sang PM berlangsung satu hari setelah Xi Jinping dikukuhkan sebagai Presiden China untuk masa jabatan ketiga.
Mengutip Associated Press, Minggu (12/3/2023), Li dikenal dengan penerapan kebijakan ‘nol COVID’ yang sangat ketat saat mengunci wilayah Shanghai musim semi lalu sebagai pemimpin pusat kuangan China.
Langkah Li membuktikan kesetiaannya kepada Xi, tetapi menghadapi keluhan dari para warga karena minimnya akses ke makanan, perawatan medis, dan layanan dasar lainnya.
Sebelum pandemi, Li membangun reputasinya di Shanghai dan Zhejian. Ia dipandang ramah terhadap industri swasta, bahkan ketika Presiden Xi mengetatkan kontrol politik dan pembatasan-pembatasan anti-COVID serta peningkatan pengawasan terhadap e-commerce dan perusahaan-perusahaan teknologi.
Sebagai perdana Menteri, Li akan bertanggung jawab menggerakan kembali ekonomi yang sedang lesu dan baru keluar dari pandemi COVID-19.
Perekonomian China juga menghadapi sejumlah masalah antara lain, lesunya permintaan ekspor global, kenaikan tarif AS yang masih berlanjut, penyusutan angkatan kerja dan populasi yang menua.
Ikhsan Suryakusumah
Beri Komentar (menggunakan Facebook)