Orang Kaya yang Pindahkan Aset ke Luar Negeri Diduga Konglomerat Batu Bara hingga Kelapa Sawit


Laporan Bloomberg yang dirilis pada Jumat (11/4/2025) mengungkap fenomena memilukan, segelintir orang tajir di Indonesia diam-diam memindahkan investasi mereka yang bernilai ratusan juta dolar AS ke luar negeri. Kalangan orang kaya itu menggunakan berbagai instrumen, mulai dari properti, emas, hingga mata uang kripto seperti USDT, untuk menyelundupkan kekayaan tanpa meninggalkan jejak.

Menurut seorang bankir swasta, sejumlah kliennya asal Indonesia yang kekayaannya berkisar US$100 juta hingga US$400 juta, atau setara Rp1,63 triliun hingga Rp6,5 triliun, membelanjakan 10 uang mereka untuk aset kripto.

Menanggapi perihal ini, ekonom sekaligus ahli bidang Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menduga orang-orang kaya dimaksud adalah konglomerat bidang komoditas yang sekaligus bermain di sektor finansial yang sudah akrab dengan lobi global.

“Para pengusaha yang dimaksud dalam laporan Bloomberg bisa jadi segelintir elite bisnis Indonesia yang menguasai sektor ekspor komoditas primer seperti kelapa sawit, batu bara, nikel, atau karet serta memiliki jaringan keuangan internasional,” ujar Nur Hidayat kepada inilah.com, Jakarta, Sabtu (12/4/2025).

Menurutnya, kelompok ini akrab dengan transaksi lintas negara, memiliki akses ke pasar modal global, dan terbiasa membuka rekening di bank luar negeri atau menggunakan instrumen keuangan kompleks seperti derivatif, hedge fund, atau mata uang kripto.

Dia mengatakan keterlibatan konglomerat dalam skema pemindahan dana ke luar negeri seringkali terlihat dari pola transaksi yang tidak wajar, seperti pembayaran ekspor yang ‘ditahan’ di rekening luar negeri atau penggunaan perusahaan cangkang di negara tax haven.

“Diduga mereka adalah aktor yang selama ini diuntungkan oleh kebijakan ekonomi Indonesia, tetapi justru menjadi pihak pertama yang kabur ketika risiko membayang. Ironisnya, meski bisnisnya bergantung pada sumber daya alam Indonesia, loyalitas mereka justru mengarah ke pasar global,” kata dia.

Laporan Bloomberg sebelumnya pada Jumat (11/4/2025) mengungkap kalangan borjuis di Indonesia mulai memindahkan kekayaannya ke luar negeri untuk investasi sejak Oktober 2024 dan meningkat pesat sejak nilai tukar mata uang Rupiah anjlok. Sejak Februari 2025, kalangan orang-orang super kaya di Indonesia telah memindahkan US$50 juta (Rp841 miliar) atau naik tajam yang semula US$10 juta (Rp167 miliar).

Langkah pemindahan aset ini diambil karena kalangan papan atas Indonesia itu mulai waswas terhadap stabilitas dan kebijakan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto yang membuat pasar tidak stabil. Mereka memindahkan aset ke negara makmur di Timur Tengah seperti Dubai dan Abu Dhabi. Sedangkan Singapura sudah tak dilirik karena pengetatan pengawasan