Market

Pakai Duit Buruh Triliunan untuk Borong SUN, Ekonom Pertanyakan Direksi BPJamsostek

Ekonom Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra, mempertanyakan alasan direksi BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) menggerojok dana super jumbo ke instrumen SUN.

Menurutnya, SUN bukanlah instrumen investasi yang benar-benar aman. Sejumlah negara di Amerika Latin terbukti gagal bayar (default) atas imbal hasil SUN. “Apakah SUN itu aman atau stabil? Belum tentu. Ketika terjadi krisis maka SUN bisa anjlok hingga 10 persen. Dan celaka sekali kalau pemerintah gagal bayar atas kewajiban SUN. Seperti dialami sejumlah negara di Amerika Latin. Celakanya ini kan duit buruh. Yang bisa saja kena PHK tiap saat, karena pandemi COVID-19,” tegas Gede kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Gede menduga, duit buruh yang dicemplungin ke Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp224 triliun itu, digunakan untuk bayar cicilan utang. “Istilahnya gali lubang tutup lubang. Pemerintah utang ke buruh untuk bayar bunga utang yang per tahun angkanya gede sekali,” papar Gede.

Indikasinya, lanjut Gede, defisit atas neraca keseimbangan primer sepanjang tahun selalu tinggi. Maknanya, utang terpaksa dilakukan untuk membayar bunga utang. Lantaran, penerimaan negara khususnya dari sektor pajak tak mencukupi. “Tren ini sejak Sri Mulyani. Kewajiban bunga utang sangat besar. Begitu membebani APBN kita. Itu bisa dilihat dari tingginya defisit neraca keseimbangan primer. Utang untuk bayar bunga utang,” imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, mengonfirmasi dana buruh yang berjumlah ratusan triliun dilarikan untuk memborong SUN.

Asal tahu saja, pada 2021, total dana program Jaminan Hari Tua (JHT) mencapai Rp375,5 triliun. Naik 10,2% ketimbang 2020. “Sebagaimana komitmen kami untuk memastikan pengelolaan dana JHT sesuai tata kelola yang baik dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku,” kata Anggoro, Kamis (17/2/2022).

Anggoro merincikan, 65 persen dari total dana JHT atau setara Rp244,075 triliun, diinvestasikan ke obligasi dan surat berharga. Sebanyak 92 persen dibelajakan untuk SUN. Angkanya setara 224,549 trilin.

Sebesar 15 persen dari dana JHT 2021 itu, ditempatkan kepada deposito yang 97 persen di bank pelat merah, alias Himpunan Bank Negara (Himbara) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Sedangkan 12,5 persen dari total dana JHT diparkir di pada modal. Ditempatkan pada saham-saham unggulan alias bluechip, termasuk LQ45. Sebesar 7 persen diinvestasikan pada reksa dana dari saham-saham bluechip, LQ45.
Sisanya yang 0,5 persen ditempatkan kepada properti dengan skema penyertaan langsung.

 

 

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button