News

Pakar Gestur Nilai Jokowi Ingin Jadi Presiden Lagi

Sabtu, 17 Sep 2022 – 17:30 WIB

jokowi tiga periode - inilah.com

Pakar gestur Dewi Haroen dalam diskusi KedaiKOPI, Sabtu (17/9/2022) – (Foto:inilah.com/Diana Rizky)

Pakar gestur Dewi Haroen menilai sikap Presiden Jokowi tentang wacana Presiden tiga periode. Ia mengungkapkan ada tiga hal dalam teori komunikasi, verbal 7 persen, vokal 38 persen, dan gestur 55 persen secara visual.

“Sekarang kita cek verbalnya pak Jokowi, dia berkata apa perkataan yang paling menonjol adalah biarkan jadi wacana kan hak rakyat misalnya. Nah dari situ 7 persen kita bisa menilai banyak confirm mengatakan boleh-boleh aja dong wacana itu berarti beliau sendiri sudah berkata ada arah kesitu,” terang Dewi pada diskusi yang digelar Kedai Kopi di Juanda, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2022).

Selain secara verbal, secara vokal Dewi juga menuturkan bahwa Jokowi secara jelas menyampaikan bahwa banyak pendukung yang meminta dirinya sebagai Presiden.

“Secara vokalnya cara bicaranya, waktu Musra (Musyawarah Rakyat), pendukung saya banyak meminta saya sebagai Presiden, vokalnya jelas penekanan beliau, tidak ada suara stop, berhenti, selesai. Terbukti dong simpulkan sendiri jangan ke saya,” ujar Dewi.

Pengunjukkan diri Jokowi yang ingin melanjutkan kekuasaan juga terlihat jelas secara gesturnya yang seakan sedang berkampanye.

“Secara gestur, senyum-senyumnya segala macam, senyumnya itu satu di Musra, besok ada Projo jadi beliau kemana-mana nih artinya tanda kutip temen-temen tau seperti apa, seperti kampanye. Jadi artinya jelas sekali bahwa keinginan itu ada, kalau tidak tokoh dari awal dari segi verbalnya harusnya sudah dipotong,” sambungnya.

Ia juga membandingkan Jokowi dengan dua Presiden sebelumnya, Soeharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Kalau kita amati, cek lagi, kalau kita perbandingkan lagi dengan sebelumnya, misalnya pak Harto kan ngomongnya senyum-senyum aja, pak mau lanjut lagi? Ya kalau rakyat menghendaki. Tapi pak Harto confirm kenapa? Karena rakyat yang mana sudah tau. Karena dia yakin, dia tahu, dia sudah mengondisikan DPR MPR untuk memilih lagi,” sebutnya.

Berbeda dengan SBY yang ketika ditanya akan maju lagi, SBY dengan tegas dan jelas menjawab bahwa dirinya tidak dipilih lagi.

“SBY ngucap saya tidak dipilih lagi, selesai, berhenti tidak ada suara lagi. Jadi antara mind body and soul kedua tokoh tadi jelas,” sambung Dewi.

Sehingga menurut Dewi, dari segi komunikasi verbal, vokal, serta gesturnya Jokowi sudah menunjukkan kode ingin kembali maju dan menduduki kursi pemerintahan.

“Jadi artinya jawabannya gesturnya gimana itu tidak perlu dijelaskan lagi untuk menjadi cenayang, dari komunikasi tadi sudah jelas, vokal, badan dan gestur menghadiri acara-acara yang menggaungkan 3 periode, menggaungkan penambahan kekuasaan, waktu, Capres Cawapres,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button