Hangout

Pakar Kesehatan Ungkap 7 hal Terkait Flu Unta dan Prancis di Piala Dunia

Mantan direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tjandra Yoga Aditama menjelaskan belakangan flu unta menjadi perbincangan hangat di perhelatan Piala Dunia 2022. Hal ini diduga karena beberapa anggota timnas Prancis yang hendak menghadapi final Piala Dunia 2022 melawan Argentina mendapat serangan flu aneh. Tentu ini sangat mengkhawatirkan. Apakah mereka terseran COVID-19, flu unta, atau flu biasa?

“Ada hal yang perlu diperhatikan terkait flu unta yang perlu saya sampaikan,” kata Tjandra Yoga kepada Inilah.com melalui pesan singkatnya, Jakarta, Sabtu, (17/12/2022).

Lantas seperti apa flu unta yang kini tengah hangat dibicarakan? Berikut adalah tujuh hal yang perlu Anda perhatikan:

1. Flu unta adalah MERS

“Pertama, yang disebut flu unta ini nama sebenarnya adalah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang disebabkan virus Corona, masih satu ‘keluarga’ dengan penyebab COVID-19 sekarang ini dan juga SARS pada 2003 yang lalu,” kata Tjandra Yoga.

2. Angka kematian akibat MERS

Masih menurut Tjandra Yoga, angka kematian MERS pada kasus yang dilaporkan ke WHO adalah 35 persen.

“Jauh lebih tinggi dari COVID-19 yang angka kematiannya sekitar 2 sampai 3 persen,” tambahnya.

3. MERS melanda beberapa negara di Asia

Beberapa negara Asia pernah melaporkan kasus MERS tersebut.

“Antar lain, Malaysia, Thailand dan juga pernah ada outbreak MERS di Korea Selatan, yang pernah disebut outbreak terbesar di luar jazirah Arab,” papar Tjandra Yoga.

4. Penularan MERS

Penularannya MERS terdiri dari dua jenis yaitu dari unta ke manusia dan juga penularan antar manusia.

5. Gejala MERS

Beberapa gejala MERS yaitu demam, batuk dan sesak napas.

“Yang mungkin saja berlanjut ke pneumonia, tentu tidak pada semua kasus,” katanya.

6. Vaksin MERS

Tjandra Yoga juga menjelaskan hingga kini belum ada obat dan vaksin yang spesifik untuk MERS.

“Penanganan pasien adalah seperti penanganan pasien penyakit infeksi paru secara umum,” paparnya.

7. Keputusan WHO tentang MERS

“pada 2014 dan 2015 saya adalah anggota Emergency Committee WHO tentang MERS ini, dan kami memang tidak menyatakan MERS sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC),” tegasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button