Konsistensi cagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun soal keyakinannya pandemi COVID-19 adalah manipulasi elite global tak tergoyahkan. Bahkan saat debat pilkada, keyakinan ini masih dipegang teguh.
Hal itu terjadi ketika lawan debatnya Ridwan Kamil (RK) menanyakan pandangan Dharma dalam merespons pandemi untuk melindungi sumber daya manusia (SDM).
“Salah satu perlindungan terhadap SDM adalah tentu kesehatan. Kita pernah mengalami pandemi covid yang sangat luar biasa. Andai waktu bisa diputar kembali, kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk lebih baik dalam menyelesaikan pandemi? Kira-kira respons negara harus seperti apa dalam melindungi SDM, karena banyak sekali korban,” tanya Ridwan Kamil di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2024).
Pertanyaan tersebut dijawab dengan menggebu-gebu oleh Dharma. Menurutnya, seharusnya dalam melihat persoalan demikian bukan saja yang tertulis tapi juga yang tersirat. Dari pengalamannya, pandemi merupakan agenda asing yang harus diwaspadai.
“Saya paham betul tentang pandemi ini. Pandemi adalah agenda terselubung asing untuk mengambil alih kedaulatan bangsa. Itu terlihat sekali betapa rapuhnya bangsa ini. Sampai istilah saja harus mengikuti istilah asing,” kata dia
Tidak sampai di sana, Dharma juga menjelaskan dari sepengetahuannya, PCR selama ini yang digunakan oleh orang-orang adalah alat yang bukan digunakan untuk mengetes virus. Menurutnya, pandemi adalah agenda asing untuk menghancurkan ekonomi dengan cara menakut-nakuti rakyat.
“Bagaimana akan menuju kota global yang sejati kalau hati rakyatnya disakitin, pikirannya dirusak, dan badannya diracunin. Semua itu hanyalah omong kosong belaka!” ucapnya.
Asal tahu saja, Dharma memang dikenal sebagai penyuka teori konspirasi. Ia pernah jadi sorotan saat tampil di kanal YouTube Dr. Richard Lee, pada Januari lalu.
Dalam tayangan itu, ia menyatakan bahwa pandemi COVID-19 telah direncanakan sejak tahun 2010 oleh Rockefeller Foundation dan disimulasikan tahun 2012.
Dia menjelaskan, bahwa tujuan utama dari rencana tersebut semata demi percepatan program digitalisasi. Dharma meyakini singkatan COVID merujuk pada Sertifikat Identitas Vaksin Digital.
Sementara angka 19 disebut memiliki kode tersendiri, di mana angka 1 merupakan buatan sementara 9 adalah kecerdasan. Jadi bila digabung, keduanya memiliki arti kecerdasan buatan.
“Sebagai identitas digital untuk menjadi persyaratan boleh ke mana-mana. Itulah yang permainan mereka. Mereka mengendalikan kita melalui sistem,” ungkapnya seperti dikutip dari kanal YouTube dr. Richard Lee.