Pantas Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN, Sosiolog: PHK Merajalela dan Lulusan Baru Menumpuk


Laporan International Monetary Fund (IMF) yang menyebutkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di antara enam negara di kawasan Asia Tenggara pada 2024, menuai beragam reaksi.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI), Rissalwan Handy Lubis, melihat laporan tersebut memang mencerminkan fakta di lapangan bahwa angka pengangguran memang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

“Saya melihat memang kesulitan atau tekanan ekonomi yang terjadi belakangan ini membuat pengangguran faktanya memang semakin bertambah,” kata Rissalwan saat dihubungi Inilah.com, Sabtu (4/5/2025).

Ia pun mencontohkan perusahaan besar seperti Sritex yang hingga Februari 2025 telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap belasan ribu karyawannya.

“Saya melihat ada beberapa perusahaan besar seperti Sritex dan banyak juga perusahaan lain yang tidak terinformasikan ke publik, yang sudah tutup atau melakukan perampingan organisasi,” ujarnya.

Di sisi lain, pasar kerja Indonesia dibanjiri lulusan baru dari berbagai jenjang pendidikan. Hal ini tak pelak memperparah situasi karena lulusan-lulusan tersebut bersaing ketat dengan korban PHK dalam memperebutkan pekerjaan.

“Itu sangat terlihat misalnya dalam kasus, ‘kisruh pelamar kerja di Batam’. Kemudian pada acara pameran lapangan kerja – itu selalu ramai, penuh begitu,” katanya.

Ia menjelaskan lulusan SMA, SMK, D1, D3 hingga perguruan tinggi, termasuk yang fresh graduate, kini bersaing langsung dengan mereka yang kehilangan pekerjaan akibat PHK massal.

Rissalwan juga menyoroti luasnya wilayah dan populasi Indonesia sebagai faktor lain yang memperburuk angka pengangguran Indonesia dibandingkan negara ASEAN lainnya. Namun, menurutnya, akar masalah tetap pada kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil.

“Jadi saya melihat memang faktanya sekarang ini kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, itu membuat kemudian banyak orang yang kesulitan mendapatkan pekerjaan,” katanya.

Sebelumnya IMF merujuk pada laporan World Economic Outlook April 2024 menemukan Indonesia memiliki persentase tingkat pengangguran tertinggi per April 2024 dibandingkan enam negara anggota ASEAN lainnya. Myanmar, Kamboja, dan Laos dikecualikan dari daftar tersebut karena tidak ada data yang tersedia.

Indonesia tercatat memiliki tingkat pengangguran mencapai 5,2 persen per April 2024. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, angka pengangguran itu hanya turun 0,1 persen dari 5,3 persen pada 2023.

Sementara seluruh penduduk Indonesia, terdiri dari angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja, diketahui sebanyak 279,96 juta orang.

Data IMF itu berdasarkan tingkat pengangguran atau unemployment rate berdasarkan persentase angkatan kerja atau penduduk berusia 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan. Persentase itu tak termasuk angkatan kerja yang tidak mencari kerja seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, dan orang tidak mencari kerja tidak masuk ke dalam data tersebut.