Para Perusuh Gedung Capitol AS Menunggu Pengampunan Trump

Minggu, 10 November 2024 – 21:45 WIB

Lebih dari 1.500 orang telah didakwa terkait penyerangan terhadap Kongres pada 6 Januari 2021 yang mengganggu sertifikasi kemenangan Joe Biden dalam pemilu 2020 (Foto: Getty)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Pendukung Donald Trump yang didakwa menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 kini tengah menantikan pengampunan dari presiden Amerika yang baru. Trump pernah memuji mereka sebagai ‘patriot’ dan ‘tahanan politik’.

Lebih dari 1.500 orang telah didakwa terkait dengan penyerangan terhadap Kongres pada 6 Januari 2021 yang berupaya mengganggu sertifikasi kemenangan pemilu Demokrat Joe Biden tahun 2020.

“Saya cenderung mengampuni banyak dari mereka,” kata Trump, yang masa jabatan pertamanya sebagai presiden berakhir di bawah bayang-bayang serangan itu, dalam sebuah pertemuan umum, mengutip CNN. “Saya tidak bisa mengatakan untuk semuanya karena beberapa di antaranya mungkin lepas kendali,” katanya.

Trump telah berulang kali meremehkan kekerasan pada 6 Januari, bahkan baru-baru ini menggambarkannya sebagai ‘hari kasih sayang’. Padahal lebih dari 140 petugas polisi terluka dalam bentrokan selama berjam-jam dengan perusuh yang membawa tiang bendera, tongkat baseball, tongkat hoki, dan senjata darurat lainnya serta Taser (senjata kejut listrik) dan tabung semprotan beruang.

Penyerangan di Capitol terjadi setelah pidato berapi-api yang disampaikan Presiden Trump saat itu di hadapan puluhan ribu pendukungnya di dekat Gedung Putih. Dalam pidatonya itu, ia mengulangi klaim palsunya bahwa ia memenangkan pemilihan umum 2020.

Advertisement

Beberapa terdakwa kerusuhan Capitol telah memanfaatkan kemenangan pemilu Trump atas Wakil Presiden Kamala Harris untuk meminta agar persidangan atau hukuman mereka ditunda. Christopher Carnell, seorang pemuda berusia 21 tahun dari Carolina Utara, meminta agar sidang dalam kasus perilaku tidak tertib yang dialaminya ditunda mengingat banyaknya janji pengampunan Trump.

Carnell, kata pengacaranya, berharap terbebas dari tuntutan pidana yang tengah dihadapinya saat pemerintahan baru mulai menjabat.

Hakim Beryl Howell menolak permintaan tersebut.

Terdakwa lainnya, Jaimee Avery, meminta agar hukuman yang dijatuhkan kepadanya atas dakwaan masuk tanpa izin dijadwal ulang ke tanggal setelah 20 Januari 2025 yakni hari ketika Trump akan dilantik sebagai presiden AS ke-47.

“Presiden terpilih Trump, yang memainkan peran penting dalam peristiwa 6 Januari 2021, telah berulang kali menyatakan secara terbuka bahwa ia akan mengampuni para pengunjuk rasa 6 Januari jika ia memenangkan kursi kepresidenan,” kata pengacaranya dalam berkas pengadilan.

“Akan sangat berbeda jika Avery harus menghabiskan sehari saja di penjara, sementara orang yang memainkan peran penting dalam mengorganisasi dan memicu peristiwa 6 Januari kini tidak akan pernah menghadapi hukuman atas perbuatannya.”

Hakim Christopher Cooper juga menolak permintaan Avery untuk menunda hukumannya.

Trump didakwa oleh penasihat khusus Jack Smith dengan tuduhan berkonspirasi untuk membatalkan hasil pemilu 2020. Namun kasus tersebut tidak pernah sampai ke pengadilan, bahkan sekarang dihentikan berdasarkan kebijakan Departemen Kehakiman untuk tidak menuntut presiden yang sedang menjabat.

Trump juga tidak mengesampingkan kemungkinan memberikan pengampunan kepada anggota kelompok militan sayap kanan Proud Boys dan Oath Keepers, yang dihukum karena konspirasi pengkhianatan dan menerima hukuman penjara terberat.

Enrique Tarrio, mantan pemimpin Proud Boys, menjalani hukuman penjara 22 tahun karena mengarahkan serangan bergaya militer di Capitol, sementara pendiri Oath Keepers Stewart Rhodes dijatuhi hukuman 18 tahun penjara.

Menurut angka terbaru dari Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Columbia, 1.532 orang telah didakwa terkait dengan pengepungan Capitol, termasuk 571 orang yang dituduh menyerang, melawan atau menghalangi petugas penegak hukum. Lebih dari 940 terdakwa telah mengaku bersalah atas berbagai pelanggaran sementara 195 lainnya dihukum di pengadilan.

Trump mengampuni sejumlah sekutu politik dekatnya atas tuduhan federal sebelum ia meninggalkan jabatannya pada Januari 2021, termasuk kepala kampanye presiden tahun 2016 Paul Manafort dan Steve Bannon.

Topik

BERITA TERKAIT