Market

Pasar Saham Cemaskan Suku Bunga The Fed dan Perang Rusia-Ukraina

Peluang laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan ini berada dalam tekanan negatif. Pelaku pasar saham domestik mencemaskan kenaikan agresif suku bunga The Fed, perang Rusia-Ukraina, dan ancaman inflasi akibat kenaikan harga-harga komoditas.

Kepala riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, saat ini pasar mencemaskan beberapa hal. Salah satunya rencana The Fed menaikkan Fed Fund Rate atau FFR sebelum 1 Juli 2022 sebesar 1%. “Begitu juga dengan rencana serangan Rusia terhadap Ukraina yang diperkirakan akan terjadi di minggu ini,” katanya dalam kajian yang rilis Senin (14/2/2022) pagi.

Kombinasi kekhawatiran tersebut, kata dia, menjadi sentimen negatif dan pendorong Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) selama 2 hari, yakni Kamis dan Jumat turun tajam.

DJIA longsor sebesar 1.030 poin (2,90%) bahkan indeks saham berbasis Teknologi Nasdaq jatuh lebih tajam sekitar 699 poin (4,88%). “Kekhawatiran yang sama bisa spill-over ke Bursa Indonesia dalam perdagangan awal minggu ini, Senin,” ujarnya.

Apalagi, lanjut Edwin, setelah selama sepekan lalu IHSG membukukan kenaikan yang signifikan sebesar 1,25%. “Penguatan IHSG juga terdorong oleh derasnya dana asing yang masuk sekitar Rp7,62 triliun,” paparnya.

Perang Rusia-Ukraina Pacu Harga Komoditas dan Inflasi

Selain itu, kekhwatiran yang sama, serangan juga telah memicu naiknya harga komoditas, seperti minyak yang naik sebesar 4,47%. “Terlebih jika harga minyak naik menunggu ke harga US$100 per barel,” tuturnya.

Begitu juga dengan kenaikan harga batu bara sebesar 2,44%. “Secara mikro, hal ini bagus untuk emiten yang memroduksi minyak dan batu bara tetapi secara makro ekonomi akan memberikan dampak negatif dengan naiknya harga BBM, seperti Pertamax Turbo  Dex & Dex Light,” papar Edwin.

Sekarang, kata dia, pelaku pasar tinggal menunggu kapan kenaikan harga Pertalite dan Pertamax. Sebab, semakin lama ditahan untuk tidak naik, maka akan semakin besar subsidi terhadap BBM di APBN. “Ini juga tentunya pemerintah berpeluang besar menaikkan tarif dasar listrik atau TDL,” ungkap dia.

Tentunya, lanjut Edwin, semua pihak sudah dapat menerka apa dampaknya jika harga Bahan Bakar Minyak atau BBM naik, harga TDL naik, minyak goreng ‘hilang’ dari pasar.

“Semua ini tentunya akan memicu kenaikan harga barang secara umum alias inflasi yang akan lebih tinggi dari perkiraan awal. Padahal, di saat bersamaan kita sedang berhadapan dengan terus naiknya jumlah korban  Covid-19 di Indonesia,” ucapnya.

Edwin memperkirakan, laju IHSG berpeluang melemah dalam kisaran support 6.745 dan resistance 6.841.

Saham-saham Pilihan MNC Sekuritas

Edwin pun menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal di bursa saham. Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dalam kisaran support 1.260 dan resistance 1.320. Indikator teknikal menunjukkan sinyal buy. Rekomendasi beli di 1.325 dengan target price di 5.050 dan stop-loss di 1.260.
  2. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dalam kisaran support 20.775 dan resistance 22.975. Indikator teknikal menunjukkan sinyal strong buy. Rekomendasi beli di 21.875 dengan target price di 22.975 dan stop-loss di 20.775.
  3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dalam kisaran support 3.420 dan resistance 3.780. Indikator teknikal menunjukkan sinyal neutral. Rekomendasi beli di 3.600 dengan target price di 3.780 dan stop-loss di 3.420.
  4. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dalam kisaran support 7.000 dan resistance 7.750. Indikator teknikal menunjukkan sinyal buy. Rekomendasi beli di 7.375 dengan target price di 7.750 dan stop-loss di 7.000.
  5. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dalam kisaran support 910 dan resistance 1.110. Indikator teknikal menunjukkan sinyal buy. Rekomendasi beli di 960 dengan target price di 1.110 dan stop-loss di 910.
  6. Rekomendasi beli juga berlaku untuk saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button