Kanal

Mengenal Racun Potas yang Digunakan Mbah Slamet untuk Membunuh

Seorang warga Banjarnegara bernama Slamet Tohari alias Mbah Slamet yang dikenal sebagai dukun pengganda uang diduga telah membunuh 12 orang kliennya dengan menggunakan racun potasium. Apa sebenarnya zat ini dan apa efeknya bagi tubuh sehingga bisa mematikan?

Kasus pembunuhan ini terjadi di Banjanegara, Jawa Tengah. Kasusnya tercium setelah Mbak Slamet membunuh warga bernama PO asal Sukabumi usai meminta uang yang dijanjikan. Korban tewas setelah menenggak minuman mengandung racun potasium yang dibuat oleh Mbah Slamet. Korbannya ternyata tidak sendiri dan jasadnya kemudian ditanam di jalan setapak rumah Slamet.

Mungkin anda suka

Eksekusi selalu dilakukan tersangka pada pukul 19.30 WIB setelah ritual berupa ngobrol dengan korban, sambil memberi minuman yang telah dicampur obat penenang dan potas kepada korban. Setelah dipastikan meninggal dunia, tersangka langsung menyiapkan lubang untuk mengubur jenazah korban.

Potasium di Indonesia dikenal dengan sebutan racun potas. Biasanya masyarakat menggunakan racun ini untuk membunuh ikan atau tikus. Dikutip dari Centers for Disease Control (CDC), senyawa ini berwujud garam kristal tidak berwarna. Bentuknya mirip seperti gula dan bisa larut dengan baik dalam air.

Senyawa ini sangat beracun dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat cepat. Juga dipakai untuk proses industri tertentu, seperti galvanisasi, electroplating, fumigasi, ekstraksi emas serta perak dari bijih pengolahan logam lainnya.

Potasium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia sangat beracun yang mengganggu kemampuan tubuh menggunakan oksigen. Zat ini bekerja dengan cara menghambat kemampuan sel untuk menggunakan oksigen, sehingga menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat dan mematikan sel-sel tubuh.

Efek dari potasium sianida ini dapat berdampak ke seluruh tubuh, terutama mempengaruhi sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah, yaitu sistem saraf pusat (otak), kardiovaskular (jantung, pembuluh darah), dan sistem paru-paru. Pada kasus paparan potasium sianida yang parah, kematian dapat terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik karena senyawa ini dapat menghambat kemampuan sel untuk menggunakan oksigen.

“Potasium sianida memiliki efek ke seluruh tubuh (sistematik), terutama memengaruhi sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah, sistem saraf pusat (otak), sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan sistem paru-paru,” jelas CDC.

Tak jarang, aroma yang dihasilkan dari gas hidrogen sianida ini tidak banyak orang yang bisa mendeteksinya. Hal tersebut lantaran, kemampuan penciuman orang berbeda-beda, bahkan ada yang menganggap kandungan ini memiliki bau khas yang mirip dengan bau almond yang pahit.

Gejala awal keracunan potasium sianida termasuk sakit kepala ringan, pusing, napas cepat, mual, muntah, perasaan penyempitan leher, lemas, kebingungan, gelisah, dan kecemasan. Keracunan yang parah menyebabkan pingsan, koma, kejang otot (di kepala, leher, dan tulang belakang), pupil mata terfiksasi dan melebar, dan kematian.

Jika terkena kulit, potasium sianida menyebabkan kulit terasa dingin, lembab, mengeluarkan keringat, dan berubah warna menjadi membiru. Dalam kasus yang parah, kulit menjadi iritasi, nyeri, sensasi terbakar, dan rusaknya jaringan (borok).

Sementara Healthline mencatat ada beberapa efek terpapar potasium sianida meliputi gangguan pernapasan. Potasium sianida dapat menghambat kemampuan sel untuk menggunakan oksigen, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas, sesak napas, dan kejang otot pernapasan.

Efek lainnya terhadap gangguan pada sistem saraf pusat. Paparan potasium sianida dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, kebingungan, kejang, dan koma. Sementara efek lainnya adalah gangguan pada jantung ditandai dengan aritmia atau kelainan irama jantung. Kerusakan organ akibat potasium sianida dapat terjadi pada organ vital seperti hati, ginjal, dan paru-paru.

Tips terhindar dari paparan potas

Karena senyawa ini sangat berbahaya bagi kesehatan, penting untuk menghindarinya atau mencegah paparannya sebisa mungkin. Terlebih jika Anda bekerja di industri yang menggunakan bahan kimia tersebut, pencegahan ekstra perlu dilakukan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah paparan potas. Kenakan pakaian, pelindung mata dan hidung yang dianjurkan saat bekerja di pabrik yang menggunakan potas. Bila pakaian sudah terkontaminasi, segera ganti dengan pakaian yang bersih. Jangan pulang dengan mengenakan pakaian kerja yang sudah terkontaminasi, karena keluarga berpotensi untuk terpapar.

Bila terkena kulit, segera cuci atau mandi untuk menghilangkan bahan kimia tersebut. Jangan makan, minum atau merokok di area di mana potas disimpan atau sedang digunakan, karena bahan kimia tersebut bisa terhirup dan tertelan. Ingat, untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

Meski berbahaya, potasium merupakan salah satu jenis racun yang memang masih bisa dibeli secara bebas. Namun mengingat bahayanya senyawa ini bagi kesehatan tubuh, sebaiknya hindari penggunaannya. Jangan lagi menggunakan racun potas ini untuk hal-hal yang membahayakan diri sendiri seperti untuk racun tikus atau ikan. Apalagi jika digunakan untuk meracun ikan, tentu akan berdampak buruk bagi siapa saja yang mengonsumsi ikan tangkapannya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button