Kecerdasan emosional calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka disorot tajam usai tampil di debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pasalnya, perilaku Gibran yang dinilai songong dalam debat itu imbas belum matangnya kecerdasan emosional.
“Debat itu paling tidak punya pengaruh tiga sampai tujuh persen. Publik yang bersentimen negatif saya kira wajar. Secara pengalaman, Gibran memang belum cukup matang dan terlihat belum memiliki kecerdasan emosional yang matang,” kata Pengamat Politik dari Universitas Jember (Unej) Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Dia memandang Gibran cenderung sibuk menampilkan gimik dan menyerang personal lawan-lawan politiknya. Di sisi lain, dua cawapres lainnya, Mahfud Md dan Muhaimin Iskandar justru terlihat lebih substansial dalam beradu gagasan.
Menurut Iqbal, dalam komunikasi debat, terdapat dua strategi yang lazim digunakan, yakni komunikasi suportif dan defensif. Komunikasi suportif lebih mendorong diskusi yang setara dan terbuka. Komunikasi defensif menonjolkan siasat menjatuhkan lawan ketimbang adu gagasan.
“Apa yang dilakukan oleh Gibran dengan lebih banyak menanyakan terminologi itu, justru cenderung kepada defensif. Artinya, strategi untuk bagaimana melontarkan istilah atau terminologi yang sifatnya cenderung demonstratif, berupaya untuk menjebak Mahfud dan Muhaimin dengan beberapa pertanyaan itu,” ujar dia memaparkan.
Diketahui, dalam salah satu segmen debat, Gibran sempat melontarkan pertanyaan mengenai greenflation atau inflasi hijau kepada Mahfud tanpa merinci penjelasan terminologi itu. Gibran juga sempat “mengolok-olok” Mahfud yang ia anggap sama sekali tak menjawab pertanyaan.
Serupa, pada segmen kelima debat, Gibran menanyakan alasan tim kampanye pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menggaungkan soal maksimalisasi penggunaan lithium ferrophosphate (LFP) dalam baterai kendaraan listrik. Meski begitu, Gibran irit penjelasan soal LFP.
Iqbal memandang taktik Gibran dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan jebakan itu menunjukkan kecongkakan. Pasalnya, Gibran terlihat seolah sudah menyiapkan gimik untuk melecehkan Mahfud dan Cak Imin di panggung debat.
Iqbal melihat Mahfud terlihat memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang lebih mumpuni ketimbang para cawapres lainnya. Sedangkan, Muhaimin tampak memperlihatkan kecerdasan situasional. Ini terlihat saat Mahfud dan Muhaimin tetap tenang saat menerima sindiran dari Gibran. Keduanya secara elegan juga bisa mengembalikan serangan Gibran dengan kritik tersirat.
“Prof. Mahfud memang sempat terpancing emosi ketika ditanya greenflation. Tetapi, dia dengan kematangannya tetap sabar dan tidak mau meladeni,” katanya.
“Gibran juga menyerang Cak Imin yang menjawab dengan contekan. Justru dengan sangat tenang dan santai, Cak Imin menjawab, ‘Iya, saya memang melihat catatan. Tapi, yang penting ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi’,” ujar Iqbal menambahkan.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan capres-cawapres peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Selain itu, KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Selanjutnya, pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Leave a Reply
Lihat Komentar