News

Pasien Omicron Sudah 8 Orang, Keterisian RS di Jakarta Masih Rendah

Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan COVID-19 DKI Jakarta masih rendah. BOR isolasi di RS COVID-19 turun ke angka 3 persen, sedangkan BOR ICU sebesar 5 persen.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria bersamaan dengan perkembangan kasus Omicron terdeteksi di Indonesia, dengan jumlah delapan pasien.

“Jumlah rumah sakit, tenaga kesehatan, obat-obatan, vitamin, BOR-nya sendiri sudah turun ini 3 persen rumah sakit, ICU sudah turun lagi jadi 5 persen ya, angka kematian juga terus turun, angka kesembuhan juga naik,” kata Riza Patria kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (24/12/2021).

Menurut Riza, Pemprov DKI Jakarta mewaspadai peningkatan kasus Omicron di masa libur Natal dan tahun baru. Riza mengimbau seluruh warga menghindari bepergian ke luar rumah, khususnya selama periode tersebut.

“Mari kita hati-hati, waspada. Nanti ada beberapa titik yang akan bebaskan supaya tidak ada lalu lintas kendaraan, termasuk di 10 titik dan 73 titik ya, jadi saya kira itu termasuk ganjil genap di wilayah-wilayah tempat wisata,” ujarnya.

Kasus Omicron di Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan temuan kasus varian COVID-19 Omicron di Indonesia. Pasien yang terkonfirmasi pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet.

“Satu dari tiga itu positif Omicron. Yang duanya tidak. Ketiga orang ini tanpa gejala, masih sehat, tidak ada demam, tidak ada batuk-batuk,” kata Menkes saat temu media virtual, Jakarta, Kamis, (16/12/2021).

Kasus Omicron pertama di Indonesia ditemukan pada 15 Desember 2021. Kasus varian baru COVID-19 tersebut terkonfirmasi pada pasien dengan inisial N.

“Kementerian Kesehatan telah mendeteksi seorang pasien N inisialnya terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember 2021,” paparnya.

Ketiga pasien tersebut sedang menjalani karantina di rumah sakit Wisma Atlet. Menkes menekankan agar masyarakat Indonesia tidak perlu panik atas temuan dari varian Omicron di Indonesia. Hal yang terpenting adalah bagaimana menjalankan hidup dengan normal dan tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

Varian COVID-19 Omicron bermutasi 70 kali lebih cepat dari versi asli corona dan varian Delta dalam 24 jam. Awalnya, varian Omicron terdeteksi pada akhir November di Afrika Selatan (Afsel).

Hingga kini, sudah lebih dari 72 negara terinfeksi varian COVID-19 terbaru itu. Omicron menimbulkan gejala ringan. Meski begitu, Inggris baru saja melaporkan kematian pertama akibat Omicron baru-baru ini.

Seperti diketahui Omicron adalah varian terbaru dari virus corona penyebab COVID-19. Ini sudah diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia beberapa waktu lalu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button