Pasukan Suriah yang setia kepada pemerintahan baru negara itu mengintensifkan operasi penyisiran di wilayah pesisir negara itu pada Sabtu (28/12/2024), karena batas waktu bagi perwira dan prajurit dari bekas rezim Assad untuk menyerahkan senjata mereka telah lewat.
Surat kabar Al-Watan Suriah, yang kini dekat dengan otoritas Suriah, melaporkan informasi dari sumber keamanan. “Batas waktu yang diberikan kepada sisa-sisa rezim untuk menyerahkan senjata mereka berakhir Sabtu. Siapa pun yang menyimpan senjata setelah hari ini berarti melanggar hukum.”
Sumber tersebut menambahkan bahwa administrasi pemerintah Suriah baru telah memulai operasi keamanan secara luas terhadap sisa-sisa pasukan yang digulingkan di seluruh wilayah Suriah. Namun operasi tampaknya terpusat di pesisir Suriah, benteng rezim sebelumnya.
Sumber keamanan Suriah mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa administrasi operasi militer telah mendirikan pos pemeriksaan di sekitar pangkalan militer Rusia Hemeimim di provinsi Tartous. Rusia merupakan pendukung utama rezim Assad yang digulingkan.
Seorang koresponden Al-Jazeera mengatakan bahwa tujuan dari pos pemeriksaan tersebut adalah untuk menggeledah mobil yang masuk dan meninggalkan pangkalan, setelah adanya laporan bahwa petugas dari rezim sebelumnya telah melarikan diri ke pangkalan Rusia. Rusia telah menarik sebagian pasukannya di Suriah utara tetapi mengatakan bahwa nasib pangkalan udara dan laut Hemeimim masih “dalam pembahasan”.
Kantor berita resmi Suriah SANA melaporkan bahwa beberapa perwira rezim telah ditahan di dekat kota pesisir Latakia. “Beberapa sisa milisi Assad dan sekelompok tersangka ditangkap di daerah Satmarkhu dekat Latakia,” katanya, seraya menambahkan bahwa senjata dan amunisi disita dan operasi masih berlangsung.
Pasukan dari Kementerian Dalam Negeri juga dikerahkan secara besar-besaran di kota pesisir Banias, untuk menangkap elemen-elemen yang terkait dengan rezim Assad. Pihak berwenang Suriah mengatakan bahwa mereka telah menerima laporan dari penduduk setempat bahwa ada “pergerakan mencurigakan” oleh “sisa-sisa rezim sebelumnya” di wilayah tersebut.
Pada Rabu (25/12/2024) lalu, 14 polisi Suriah tewas di Tartous dalam penyergapan oleh tersangka loyalis rezim. Serangan itu menyusul protes oleh anggota masyarakat Alawi, tempat Presiden terguling Bashar al-Assad berasal, setelah muncul video sejumlah pejuang pemberontak yang merusak tempat suci Alawi di Aleppo.