Paus Fransiskus: Apa yang Terjadi di Gaza Memiliki Ciri Sebuah Genosida

Senin, 18 November 2024 – 16:49 WIB

Ilustrasi. Paus Fransiskus melambaikan tangan saat ia memimpin pesan

Ilustrasi. Paus Fransiskus melambaikan tangan saat ia memimpin pesan “Urbi et Orbi” (untuk kota dan dunia) dari balkon menghadap ke St. Peter’s Square di Vatikan. (Foto: Osservatore Romano/Handout via)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus menyerukan supaya digelar penyelidikan untuk memastikan apakah telah terjadi genosida di Jalur Gaza akibat agresi Israel ke wilayah itu. 

“Menurut sejumlah ahli, apa yang terjadi di Gaza memiliki ciri-ciri sebuah genosida. Hal ini harus diselidiki secara hati-hati untuk memastikan apakah yang terjadi sesuai dengan definisi teknis yang dirumuskan ahli hukum dan badan internasional,” ucap Paus seperti dilaporkan media Vatikan, Minggu (17/11/2025).

Pernyataan tersebut dikutip dari pernyataan Paus Fransiskus pada buku terbarunya, “Hope Never Disappoints: Pilgrims Towards a Better World”, yang akan diluncurkan Selasa (19/11/2024).

“Saya juga merenungkan mereka-mereka yang harus meninggalkan Gaza di tengah kelaparan yang menyerang saudara-saudara Palestina mereka akibat kesulitan mengirim makanan dan bantuan ke dalam wilayah mereka,” kata dia.

Hal tersebut ia sampaikan terkait blokade Israel yang membuat begitu sedikit bantuan kemanusiaan untuk lebih dari dua juta orang masuk ke Jalur Gaza.

AS Bertanggungjawab  

Sementara itu Otoritas Palestina (PA) menuding pemerintahan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas berlanjutnya pertumpahan darah di Jalur Gaza di tengah serangan mematikan Israel terhadap wilayah tersebut.

Advertisement

Advertisement

Sedikitnya 43.800 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 103.600 lainnya terluka akibat serbuan tanpa jeda Israel di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober 2024 lalu.

“Kami sepenuhnya menyalahkan pemerintahan AS atas berlanjutnya agresi berdarah ini karena perlindungan politiknya terhadap pendudukan Israel,” ujar juru bicara PA, Nabil Abu Rudeineh.

Ia menambahkan, dukungan AS memungkinkan Israel “menghindari pertanggungjawaban dan mengabaikan resolusi hukum internasional.”

“Pasukan pendudukan Israel menerjemahkan dukungan terus-menerus AS menjadi pembantaian genosida, dengan pembunuhan massal yang merenggut nyawa puluhan anak-anak dan perempuan,” tambahnya.

Menurut otoritas lokal di wilayah tersebut, setidaknya 96 warga Palestina tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Gaza bagian utara dan tengah, Minggu (17/11/2024). 

Juru bicara Palestina itu mendesak Washington untuk memberikan tekanan pada Israel agar menghentikan serangannya terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

“Jika (pertumpahan darah) ini terus berlanjut, seluruh kawasan berisiko terjerumus dalam perang berkepanjangan, dan tidak ada yang akan bisa menikmati kedamaian atau stabilitas,” ia memperingatkan.

Sejak 5 Oktober 2024, Israel melancarkan operasi darat skala besar di Gaza utara dengan dalih mencegah kelompok perjuangan Palestina, Hamas, untuk bangkit kembali. Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menduduki wilayah tersebut dan secara paksa memindahkan penduduknya.

Sejak saat itu, tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut, membuat sebagian besar populasi di sana berada di ambang kelaparan.

Topik

BERITA TERKAIT