Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto membantah pihaknya disebut sebagai dalang di balik gerakan petisi sivitas akademika sejumlah perguruan tinggi yang mengkritisi pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi ). Menurut dia, gerakan para dosen itu organik tanpa adanya tekanan politik dari pihak manapun.
“Mana ada kampus bisa diintervensi. Mereka yang memperjuangkan kebenaran. Mereka punya dalil-dalil, yang ditaati. Dan mereka punya integritas, punya etika,” ujar Hasto kepada awak media, di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).
Hasto menuding isu ini sengaja dihembuskan oleh kubu paslon nomor urut 2, karena ketar-ketir dengan gerakan sivitas akademika tersebut akan makin meluas di seluruh perguruan tinggi. “Kalau dari kelompok paslon nomor 2, Prabowo-Gibran, tim pemenangannya memberikan pernyataan seperti itu, itu kami yakini malah akan semakin banyak kampus yang bergerak,” kata dia.
Hasto sangat menyayangkan tudingan tersebut seolah mengerdilkan Tridharma Perguruan Tinggi. Ia menegaskan sekali lagi, PDIP tidak terlibat dalam gerakan sivitas akademika tersebut. “Kami tidak berkepentingan dalam melakukan mobilisasi itu. Karena itu sama saja mengkerdilkan yang namanya otoritas dari perguruan tinggi yang begitu independen. Kami kampanye di kampus saja, kami taat aturan, harus melalui undangan. Kemudian kami datang, harus ada tiga paslon lain. Itu ada prosedur, sehingga tidak ada pernah kepikiran sedikitpun untuk melakukan hal tersebut. Ini muncul suara rakyat,” pungkasnya.
Diketahui, petisi sejumlah perguruan tinggi diawali oleh sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Rabu (31/1/2024). Keesokan harinya, Jumat (2/2/2024), muncul petisi yang dikeluarkan oleh Dewan Guru Besar (DGB) UI dengan tajuk Seruan Kebangsaan Kampus Perjuangan ‘Genderang UI Bertalu Kembali’.
Petisi ini pun berlanjut. Turut disuarakan juga oleh sivitas akademika dari Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Andalas (Unand), Universitas Hasanuddin (Unhas) dan juga Universitas Padjajaran (Unpad). Semuanya mengeklaim gerakan ini adalah panggilan nurani untuk menjaga demokrasi di Indonesia. Tapi belakangan, mencuat dugaan bahwa gerakan ini dimobilisasi atau diorkestrasi oleh pihak tertentu. Muncul sebuah gambar di jagat media sosial yang menarasikan sebuah sesi foto, para aktor balik layar petisi UGM.
Dalam gambar itu, terlihat sekelompok orang berpose bersama. Salah satu orang yang tak disebut namanya, dalam foto itu terlihat melakukan pose tiga jari, ditengarai sebagai simbol dukungan bagi paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md, yang diusung koalisi partai politik pimpinan PDIP.
Menariknya, dalam sesi foto itu terlihat sosok yang diduga mirip eks ketua DPD PDIP Yogyakarta, Bambang Praswanto. Dari foto yang tersebar ini, muncul dugaan bahwa dalam gerakan petisi ini ada campur tangan segelintir oknum aktivis di Pusat Studi Pancasila yang berafiliasi ke PDIP.
Leave a Reply
Lihat Komentar