News

PDIP: Tak Ada Alasan Memajukan atau Memundurkan Pemilu 2024

Politisi senior PDI Perjuangan Mayjen TNI (Purn), TB Hasanuddin tegas menolak wacana memundurkan atau memajukan Pemilu 2024. Karena itu menyalahi Undang-undang bahkan konstitusi.

Pernyataan ini disampaikan anggota Komisi I DPR ini, menjawab riuhnya wacana memundurkan atau memajukan Pemilu 2024 yang disampaikan sejumlah pihak. “Dalam era demokrasi ini, semua orang bisa saja berpendapat, bebas, silakan tapi tentu harus memerhatikan banyak faktor,” kata Hasanuddin, dikutip Sabtu (26/2/2022).

Dia menegaskan tak mungkin membongkar Undang-undang hanya untuk memundurkan Pemilu. Terlebih, kata dia, waktu Pemilu pada 14 Februari 2024 sudah diketok KPU bersama DPR.

Dia mendorong berbagai pihak menghargai keputusan tersebut. “Pemilu sudah diputuskan waktunya 14 Februari 2024, pada Juni 2023 sudah ada pendaftaran peserta pemilu dan ini sudah keputusan bersama lembaga tinggi negara yang merupakan bagian dari konstitusi,” tukasnya.

Tak hanya berbenturan dengan Undang-Undang, lanjut dia, memundurkan Pemilu juga akan menimbulkan banyak permasalahan yang berkaitan dengan kenegaraan dan pemerintahan. Ia juga mencontohkan, pemunduran pemilu dapat dilakukan bila terjadi situasi darurat atau perang seperti di Ukraina.

“Situasi Indonesia saat ini kan damai tidak seperti di Ukraina, jadi saya kira tidak ada alasan untuk memundurkan pemillu karena banyak hal yang harus dipertimbangkan kita semua,” tandasnya.

Wacana untuk mengundurkan Pemilu disuarakan oleh sejumlah tokoh diantaranya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Keduanya mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda dengan dalih perbaikan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Bahlil khawatir, jika Pemilu tetap digelar 2024 maka akan mengganggu stabilitas ekonomi.

Selanjutnya, Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga Hartarto mengungkapkan hal sama, terkait keberlanjutan pemerintahan Jokowi hingga bisa menjabat selama 3 periode.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button