PSSI dilaporkan telah memecat sekitar 43 karyawannya menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga antara Indonesia dan Arab Saudi.
Kabar ini pertama kali mencuat dari pernyataan Direktur Media PSSI, Eko Rahmawanto, yang turut menjadi salah satu korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada akhir Agustus 2024.
Eko menjelaskan bahwa pemecatan ini tidak hanya menyasar karyawan di divisi media dan teknik, tetapi juga beberapa orang di divisi lain. Sebagai mantan penanggung jawab di divisi media, Eko juga menyampaikan pesan perpisahan serta permohonan maaf kepada seluruh wartawan yang aktif meliput sepak bola Indonesia. “Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan selama saya di PSSI,” ungkapnya.
Menanggapi isu ini, Anggota Eksekutif Komite (Exco) sekaligus juru bicara PSSI, Arya Sinulingga, memberikan klarifikasi terkait alasan di balik PHK tersebut.
Arya mengungkapkan bahwa PHK terhadap 43 karyawan merupakan bagian dari upaya transformasi yang tengah digalakkan PSSI.
“Transformasi tidak hanya bisa dilakukan di luar, tetapi juga harus dimulai dari dalam organisasi PSSI. Kami telah bekerja sama dengan konsultan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil ke depan, menuju visi PSSI 2045,” ujar Arya dalam keterangan kepada wartawan, Senin (2/9/2024).
Lebih lanjut, Arya menyatakan bahwa PSSI telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh karyawan dan menemukan adanya oknum yang melakukan penyalahgunaan aset digital PSSI. Oknum tersebut diduga membuat akun pribadi dan memanfaatkan dokumentasi digital PSSI untuk keuntungan pribadi.
“Bahkan, oknum tersebut menjual akun-akun tersebut, dan foto-foto PSSI digunakan oleh media lain tanpa izin resmi dari PSSI, tetapi atas nama pribadi oknum tersebut. Saat kami laporkan kepada pimpinannya, ini sudah masuk ranah pidana, namun pemberhentian tidak dilakukan,” jelas Arya.