Hangout

Pejabat Pamer Kemewahan di Media Sosial, Tertawa Semu tapi Merintih Dalam

Psikolog dan Dosen Universitas Gajah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, mengungkapkan bahwa kebiasaan memamerkan kehidupan mewah di media sosial cenderung mempengaruhi perasaan jiwa seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Novi menjelaskan bahwa orang yang hidup bermewah-mewahan seringkali mengikuti prinsip hedonisme yang mengejar kesenangan dan pleasure. Hedonisme dapat muncul karena adanya rasa sakit dalam jiwanya seperti kelelahan jiwa, kehilangan makna hidup, dan rasa bersalah.

Mungkin anda suka

“Orang yang senang hidup bermewah-mewahan menganut hedonism yaitu hidup mengejar pleasure atau kesenangan. Hedonism ini muncul karena biasanya ingin mengurangi rasa sakit (pain) dalam jiwanya misal rasa kelelahan jiwa, kehilangan makna hidup, rasa bersalah dan lain-lain yang muncul,” kata Novi mengutip Antara, Kamis (2/3/2023).

Novi menambahkan bahwa kebiasaan hidup bermewah-mewahan sering dipamerkan melalui berbagai platform media sosial pribadi dan semakin kuat ketika lingkungan yang sesuai ditemukan. Dalam teori behavioristik, adanya reinforcement positif dari lingkungan akan memperkuat sebuah perilaku.

“Jadi selain gaya hidup karena cara berpikir, maka lingkungan dia yang ‘sama’ membuat perilaku hedonism ini semakin menguat. Dalam teori behavioristik, adanya reinforcement positif dari lingkungan akan memperkuat sebuah perilaku,” katanya.

Untuk membenahi hal tersebut, Novi mengungkapkan terdapat empat hormon yang dapat membantu mendapatkan jiwa yang bahagia dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dopamine untuk meraih pencapaian, oksitosin untuk menghadirkan rasa cinta dan kasih sayang, serotonin untuk menciptakan rasa bermakna, dan endorphin untuk kegembiraan.

“Nah jika ada yang kurang dari yang di atas, maka tidak tercipta kebahagiaan. Maka ia akan sakit jiwanya dan mereka harus mengejar kesenangan dengan hedonism, yang sering orang awam sebut kebahagiaan semu,” ucap dia.

Novi juga menyoroti perilaku pejabat yang kerap memamerkan kehidupan mewah di media sosial, yang dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap instansi yang mereka pimpin.

Sebagai pemimpin, Novi berharap para pejabat dapat menginspirasi dan hidup dengan nilai-nilai yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan materialistis.

Menurutnya, kehadiran para pejabat untuk terjun dan berkomunikasi dengan masyarakat akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap instansi yang mereka pimpin.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button