Arena

Pelatih Arema: Saya Hancur, Jika Kami Imbang Ini Tak Akan Terjadi

Pelatih Arema FC Javier Roca tertunduk lesu saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Senin (1/10/2022) untuk memberikan doa dan perhormatan kepada para korban tragedi.

Javier tak kuasa menahan sedih atas tragedi yang terjadi di Kanjuruhan. Sebagai pelatih, Javier mengaku turut bersalah atas hasil pertandingan yang dinilai jadi salah satu penyebab terjadinya tragedi yang menelan 125 korban jiwa tersebut.

“Saya hancur secara mental. Saya merasakan beban yang sangat berat, bahkan tanggung jawab,” kata Javier Roca, dilansir dari media Spanyol Cadena Ser.

“Hasil menentukan apa yang terjadi pada akhir. Jika kami imbang, ini tidak akan terjadi,” ucap mantan pelatih Persik Kediri ini.

Pelatih asal Cile itu juga masih terus terbayang dengan bagaimana kondisi di ruang ganti Arema yang jadi tempat korban berjatuhan.

“Para pemain lewat dengan membawa korban di tangan mereka. Yang paling mengerikan saat korban masuk (ke ruang ganti) untuk dirawat oleh tim dokter,” kata dia.

“Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain,” sambungnya.

Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Usai pertandiangan, sejumlah suporter turun ke area lapangan dan diadang petugas keamanan yang berjaga. Suasana semakin ricuh ketika pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah penonton.

Berdasarkan data terakhir yang sudah terverifikasi, jumlah total korban tragedi di Stadion Kanjuruhan meninggal dan luka-luka sebanyak 448 orang. Adapun rinciannya 125 orang meninggal dunia, 302 orang mengalami luka ringan, dan 21 orang luka berat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button