Hangout

Pemain di Piala Dunia Qatar Berisiko Heat Stroke, Apa Dampaknya?

Pemain yang berlaga di Piala Dunia Qatar 2022 berisiko cedera gara-gara suhu di negara itu yang panas. Mereka bisa terkena heat stroke atau serangan panas yang jika bermain dengan suhu di atas 30 derajat Celsius. Apa saja gejala heat stroke dan bisakah berakibat fatal hingga kematian?

Suhu tinggi di Qatar menjadi momok yang menakutkan bagi para peserta Piala Dunia 2022. Pemain yang bukan berasal dari Timur Tengah yang terbiasa dengan suhu dingin dikhawatirkan akan kepayahan dengan suhu panas di Qatar yang cukup ekstrem.

Qatar dikenal sebagai salah satu negara terpanas di dunia. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 14 hingga 41 derajat Celsius. Tetapi di sebagian besar bulan, suhu dapat dengan mudah melebihi 30 derajat Celsius. Hari terpanas di Qatar tercatat pada Juli 2010 ketika suhu mencapai puncaknya pada 50,4 derajat Celsius. Pada Juni 2022, suhu tertinggi tahunan adalah 48 derajat Celsius.

Piala Dunia umumnya diadakan pada pertengahan tahun tetapi panasnya Qatar yang ekstrim memaksa FIFA untuk mengubah tanggal turnamen. Piala Dunia 2022 dimulai pada 20 November di Qatar ketika suhu umumnya mulai turun menuju musim dingin.

Pertandingan di awal-awal kemungkinan akan menjadi yang terpanas dengan suhu tertinggi 26-28 derajat Celsius. Dua pertandingan grup setiap hari turnamen akan dimainkan pada pukul 13.00 dan 16.00 (waktu setempat) dan inilah saat suhu tertinggi Piala Dunia akan ditemui.

Adapun pertandingan di babak sistem gugur akan dimainkan secara eksklusif di malam hari untuk lebih mengurangi panas di Qatar.

Untuk mengurangi suhu yang panas, pejabat Qatar memastikan bahwa kedelapan stadion yang menjadi ajang kompetisi ini akan ber-AC. Meskipun ada kekhawatiran atas kemampuan mesin pendingin untuk menurunkan suhu secara substansial di stadion terbuka, setiap tempat telah dilengkapi dengan unit pendingin yang dirancang khusus.

Dampak ke pemain

Ahli fisiologi manusia dan terapan di Universitas Portsmouth Inggris, Mike Tipton mengungkapkan, para pemain berisiko menderita heat stroke dan bisa menjadi hal yang buruk saat bermain dan berlatih dalam suhu tinggi.

Ia menambahkan, bermain di suhu yang sangat panas tidak hanya memengaruhi fungsi fisiologis pemain tetapi juga psikologis. “Efeknya berkisar dari merasa pingsan karena tidak dapat berolahraga hingga heat stroke, yang merupakan kondisi medis serius,” kata Tipton, mengutip Reuters.

“Ada aspek lain. Ketika orang menjadi panas, mereka cenderung membuat keputusan yang buruk. Mereka mungkin memutuskan untuk berolahraga lebih keras yang dapat mempercepat masalah mereka dengan panas.”

Untuk mengatasi panas, lanjutnya, manajer bisa dipaksa untuk mengubah gaya bermain tim mereka, memilih untuk bermain dengan kecepatan yang jauh lebih lambat.

“Anda tidak perlu khawatir kepanasan jika bermain sepak bola di Manchester atau Liverpool. Tetapi jika Anda bermain di Eropa selatan atau Amerika Selatan, maka gaya permainan harus berubah karena Anda harus mengakomodasi fakta bahwa Anda tidak dapat berlari selama 90 menit pada level yang akan membuat Anda kewalahan mengatur suhu,” ujar Tipton.

Gara-gara masalah panas ini, para pemain Wales terpaksa menjadwal ulang sesi latihan mereka mengingat suhu di Doha kemarin berada di 30 derajat Celsius. Tim Wales yang akan menghadapi Tim Amerika Serikat pada laga perdananya Selasa (22/11/2022) memindahkan latihannya ke sore dan malam hari saat cuaca lebih dingin.

“Kami berkeringat walau hanya berjalan-jalan di sekitar hotel,” kata penyerang Wales, Mark Harris, kepada wartawan. “Kami pergi jalan-jalan sekitar jam 11 pagi hari ini dan cuaca sangat hangat.”

Gejala heat stroke

Tubuh manusia, menurut Dr Prashant Bhatt Konsultan Senior Penyakit Dalam Rumah Sakit, Manipal Patiala India, memiliki kemampuan bawaan untuk mengatur suhu yaitu untuk mengontrol suhu tubuh dalam kisaran suhu ideal yang diinginkan untuk tubuh menggunakan metabolisme.

“Tubuh cenderung menggigil dalam keadaan dingin untuk menghasilkan panas dalam tubuh, sedangkan dalam lingkungan yang panas berkeringat untuk mendinginkan suhu,” kata Dr Prashant, seperti dikutip dari websitenya.

Heat stroke adalah penyakit yang berhubungan dengan panas di mana tubuh gagal mengendalikan suhu. Itu terjadi ketika tubuh menjadi tidak mampu mengendalikan suhunya. Suhu tubuh naik dengan cepat, mekanisme berkeringat gagal, dan tubuh tidak dapat menjadi dingin.

Saat serangan panas terjadi, suhu tubuh dapat naik hingga 41 derajat Celsius atau lebih tinggi dalam waktu 10 hingga 15 menit. “Serangan panas dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen jika tidak ditangani tepat waktu. Biasanya, itu terjadi ketika seseorang terpapar suhu ekstrem dan dapat diperburuk oleh dehidrasi,” katanya.

Gejala heat stroke di antaranya, kebingungan, mual, muntah, sakit kepala, kelelahan, agitasi, serta ruam panas terlihat seperti kumpulan lepuh merah atau jerawat pada kulit yang terbuka. Juga terjadi kram otot atau kejang panas.

Beberapa orang mungkin mengalami kram ekstrem di kaki, lengan, atau perut akibat paparan panas. Gejala lainnya bisa terjadi disorientasi dan berhenti mengeluarkan keringat serta dalam kasus serangan panas ekstrim bisa mengakibatkan koma.

Berisiko kematian? Heat stroke adalah kondisi serius dan membutuhkan perawatan medis segera. Dengan suhu yang melonjak, kita harus ekstra hati-hati untuk menghindari kondisi tersebut. Heat stroke dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi, tergantung berapa lama suhu tubuh tinggi.

Komplikasi parah meliputi kerusakan organ vital. Tanpa respons cepat terhadap penurunan suhu tubuh, sengatan panas dapat menyebabkan otak atau organ vital lainnya membengkak, kemungkinan mengakibatkan kerusakan permanen. Sementara jika tidak ada Tapa perawatan yang cepat dan memadai, heat stroke bisa berakibat fatal.

Menurut laporan tahunan dari University of North Carolina Sejak 1995, 33 pemain sepak bola telah meninggal akibat heat stroke. Namun, sebenarnya kondisi yang parah bisa dihindari karena semuanya dapat dicegah dengan tindakan yang tepat, termasuk terhadap para pemain sepak bola Piala Dunia di Qatar ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button