Persaingan di sektor tunggal putra bulu tangkis kian sulit diprediksi dengan munculnya sejumlah juara baru, terutama selepas digelarnya Olimpiade 2024 Paris.
Salah satu momen yang cukup mencuri perhatian terjadi ketika pemain muda asal Prancis, Alex Lanier, yang baru berusia 19 tahun, sukses meraih gelar bergengsi Super 750 di Japan Open 2024. Di partai final, Lanier tampil impresif dengan mengalahkan pemain sarat pengalaman asal Taiwan, Chou Tien Chen.
Prestasi yang dicatatkan Lanier bahkan mampu melampaui torehan seniornya, Toma Junior Popov yang pada tahun 2024 ini, belum mampu menaiki podium juara.
Meski begitu, hasil gemilang yang dibukukan Alex Lanier di Japan Open dapat menjadi sinyal pesatnya perkembangan bulu tangkis Prancis, khususnya meregenerasi pemain dari sektor tunggal putra.
Hal ini juga sekaligus menjadi pukulan telak bagi Indonesia yang kini menghadapi situasi serius dalam melahirkan generasi penerus di sektor tunggal putra, setelah Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Melihat situasi ini, pelatih tunggal putra, Irwansyah menyadari tantangan regenerasi memang ada di Pelatnas PBSI Cipayung. Hanya saja, ia menegaskan tim pelatih tetap memberikan perhatian pada pemain lelapis, baik di tingkat utama maupun pratama.
Total saat ini skuad Merah Putih memiliki delapan pemain utama termasuk Jonatan Christie dan Anthony Ginting. Di bawah mereka, ada Chico Aura Dwi Wardoyo (26), Christian Adinata (23), Alwi Farhan (19), Yohanes Saut Marcellyno (21), Muhammad Reza Al Fajri (19), Jason Christ Alexander (20).
Dari daftar nama tersebut, praktis hanya Chico yang mampu mendekati level permainan Jojo-Ginting. Dari segi peringkat, peraih gelar Taipei Open 2023 itu saat ini menempati ranking 31 dunia. Terpaut cukup jauh dari Jonatan dan Ginting yang berada di tangga 10 besar.
“Memang setelah Jonatan Christie dan Ginting, ya mereka lapis keduanya. Jadi itulah PR kami ke depan ini, bagaimana membuat percepatan agar kualitas mereka bertambah lagi dan bisa selevel dengan dua di atas,” ujar Irwansyah saat ditemui Inilah.com, di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (25/9/2024).
Lebih lanjut, sosok yang akrab disapa Bang Aboy itu menekankan bahwa proses percepatan regenerasi atlet harus segera dilakukan, terutama setelah berakhirnya Olimpiade.
Ia mengakui, sebelumnya fokus lebih banyak tertuju pada Jonatan Christie dan Anthony Ginting, namun bukan berarti pemain lain diabaikan.
“Sekarang, setelah Olimpiade berlalu, semua pemain akan kembali berada di jalur yang sama,” ujar Irwansyah.
Merespons kemunculan pemain muda, Alex Lanier sebagai penantang baru di ajang bergengsi BWF, Irwansyah mengaku tidak terlalu kaget.
Meskipun usia Lanier setara dengan Alwi Farhan, yang sempat meraih gelar juara dunia junior pada 2023, Irwansyah menyadari bahwa setiap pemain memiliki ritme perkembangan yang berbeda.
Meski belum mampu unjuk gigi di sejumlah ajang BWF World Tour, Irwansyah tetap optimistis dengan potensi yang dimiliki Alwi.
“Memang ada pemain yang cepat untuk jadi juaranya. Dan pemain kita ini kayak Alwi Farhan ini juga, satu pemain yang saya yakin banget sama dia, untuk selevel itu juga. Jadi makanya ya, oke sekarang Alex Lanjer udah bisa seperti ini, seumuran Alwi kan. Tapi kedepannya kan kita juga enggak tau,” tutur sang juru racik.
Untuk mengejar ketertinggalan dengan para pesaing, Irwansyah menegaskan kalau fokus utamanya saat ini ialah mendongkrak prestasi Alwi dan pemain muda lainnya agar segera satu level dengan Jonatan-Ginting.
“Apalagi dari speed sama powernya karena Alex Lanier itu juga merupakan satu pemain yang udah power aja gitu. Jadi makanya pemain-pemain kami ini kalah di power sama dia. Jadi ini yang tugas saya untuk menaikkan mereka, untuk mengalahkan juga pemain-pemain yang itu,” jelasnya.