Market

Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Jagung untuk Memenuhi Kebutuhan Nasional dan Ekspor

Selasa, 02 Agu 2022 – 19:56 WIB

Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Jagung untuk Memenuhi Kebutuhan Nasional dan Ekspor

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto/Foto:ekon.go.id

Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus permintaan pasar ekspor. Salah satu upayanya percepatan pengembangan jagung dengan menetapkan strategi pengembangan jagung menuju swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024.

Saat ini, beberapa negara pengekspor jagung menerapkan pembatasan ekspor guna memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya. Kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan harga jagung dunia. Hal ini dampak dari kondisi geopolitik global saat ini akibat konflik Rusia-Ukraina.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, rata-rata harga jagung mengalami peningkatan pada bulan Juni 2022 mencapai US$335,71 per ton. Harga jagung internasional mencapai harga tertinggi pada April 2022 sebesar US$348,17 per ton dan cenderung mengalami sedikit penurunan hingga Juni 2022.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, harga jagung dunia juga mengalami kenaikan sebesar 21,53 persen pada Januari-Juni 2022. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspor guna pemenuhan kebutuhan global.

Melalui intensifikasi berupa peningkatan produktivitas dan ekstensifikasi berupa perluasan areal tanam baru, Pemerintah berharap dapat melakukan peningkatan produksi jagung, baik untuk memenuhi ketersediaan di dalam negeri maupun memenuhi demand dari negara lain.

“Dengan harga global yang sekarang di angka US$335 per ton atau setara Rp5.000 per kg, Bapak Presiden memberikan arahan agar dilakukan peningkatan produksi, termasuk ekstensifikasi dari lahan yang ada,” ujar Airlangga dalam keterangan pers usai Rapat Internal Terbatas terkait Peningkatan Produksi dan Ekspor Jagung di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/8/2022).

Airlangga menambahkan pemerintah perlu mendorong penggunaan bibit unggul agar bisa meningkatkan produksi jagung asal Indonesia.

“Perlu mendorong penggunaan bibit/ benih unggul (benih varietas hibrida jagung), ada 14 varietas yang diharapkan bisa meningkatkan prosuksi menjadi 10,68-13,70 ton per hektare. Pak Menteri Pertanian akan menyelesaikan regulasi dan kebijakan yang diperlukan,” katanya.

Untuk meningkatkan produksi Jagung nasional, sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi Teknis di Kemenko Perekonomian dan Setkab, Kementan telah menentukan 6 (enam) lokasi untuk peningkatan produksi jagung nasional, yaitu di Provinsi Papua, Papua Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Utara, dengan total luas lahan 141.000 hektare, di mana yang seluas 86.000 hektare merupakan areal tanam baru.

Perkiraan produksi jagung dengan kadar air (KA) 27,81 persen (Jagung Pipilan Basah di Petani), hingga akhir tahun bisa mencapai 25,3 juta ton. Sedangkan perkiraan produksi jagung dengan KA 14 persen (Jagung Simpan di Gudang) mencapai 18,7 juta ton.

Sedangkan kebutuhan untuk industri, terutama industri pakan ternak sekitar 15 juta ton, sehingga masih ada cadangan jagung nasional sekitar 3 juta ton, yang diprioritaskan untuk cadangan kebutuhan nasional.

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan beberapa kebijakan dan program Pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi jagung nasional. Di antaranya dengan memenuhi kebutuhan Alsintan untuk percepatan olah tanah, tanam dan panen, pasca panen (perontokan, pengeringan). Selain itu juga dengan penyediaan Silo dan Dryer di Sentra Produsen, atau penyediaan Mobile Dryer untuk menjangkau wilayah remote dan tersebar.

“Sesuai dengan yang diharapkan Bapak Presiden, dengan adanya intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi, khususnya melalui perluasan lahan baru, maka kita bisa meningkatkan produksi. Dan produksi ini tentu dipersiapkan sesuai dengan demand di dalam negeri dan juga bisa memenuhi demand di negara lain,” pungkas Airlangga.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button