Pemerintah Harus Tanggapi Serius Temuan OceanX, Populasi Ikan Merosot hingga Bahaya Megathrust


Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan meminta semua pihak tidak meremehkan temuan dari kapal riset OceanXplorer terkait menurunnya populasi ikan dan potensi megathrust di laut Indonesia.

Menurutnya, harus ada upaya konkret yang dilakukan atas temuan ini, salah satunya melakukan penguatan undang-undang terhadap perlindungan laut.  “Saya prihatin atas temuan OceanX yang menyebutkan laut Indonesia berada dalam kondisi kritis. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” kata Daniel dalam keterangannya, dikutip di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Daniel menjelaskan penemuan dari OceanX dapat menjadi peringatan penting agar Indonesia dapat memperbaiki kondisi laut. Mengingat, Indonesia merupakan negara kepulauan yang sekitar 62 persen wilayahnya adalah laut dan perairan.  “Laut kita adalah paru-paru dunia, dan kerusakan yang terjadi akan berdampak luas tidak hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi juga bagi ekosistem global,” ujarnya.

Ia pun mengusulkan sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki laut Indonesia. Pertama, dengan penguatan undang-undang perlindungan laut, termasuk pengawasan ketat agar tidak ada penangkapan ikan secara berlebihan dan perlindungan ekosistem laut.  

“Sebagai lembaga legislatif, kita akan dorong penguatan undang-undang, karena regulasi yang kuat dan penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk menyelesaikan isu ini,” ucapnya.

Ia menganggap penemuan OceanX tidak bisa dianggap sebagai hal kecil karena berkaitan dengan isu ketahanan pangan di mana saat ini masalah kelaparan juga sudah banyak terjadi di berbagai negara. “Butuh kerja keras mengatasi permasalahan ini jika kita tidak ingin generasi ke depan mengalami kelaparan karena kita tak memiliki stok pangan,” tuturnya.

Selain itu, Daniel menambahkan, Komisi DPR yang membidangi urusan Kelautan dan Pangan ini juga menilai diperlukan peningkatan kemitraan Indonesia dengan komunitas internasional untuk memperkuat relasi.

Daniel mengatakan, langkah memperkuat kemitraan internasional ini bertujuan agar ada tukar informasi dan pengetahuan dalam upaya menyelamatkan laut Indonesia.  “Kerjasama internasional sangat penting, karena masalah laut adalah masalah global yang memerlukan solusi bersama,” tuturnya.

Ia juga menyatakan DPR RI siap bekerjasama dengan OceanX untuk melakukan penelitian lanjutan sehingga ada transfer teknologi dan pengetahuan untuk Indonesia. Setelahnya, ia menyarankan untuk menambah program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga laut agar tetap indah dan bersih. “Penting juga kerja sama penelitian antar-lembaga, yang harus mengedepankan transfer teknologi dan pelibatan generasi muda,” ucap Daniel.

Daniel berharap hasil temuan kapal OceanXplorer dapat disikapi secara serius oleh Pemerintah secara berkelanjutan. Menurutnya mengatasi permasalahan laut juga membutuhkan kerja sama dan kolaborasi bersama dari semua komponen bangsa, termasuk masyarakat. “Jadi kami harap Pemerintah menyikapi temuan ini dengan segera mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan. Jangan hanya diawal saja, tapi konsisten berkelanjutan,” ucap Daniel, menambahkan.

Penjelajahan kapal riset OceanXplorer milik OceanX di laut Indonesia menemukan sejumlah fakta menarik, antara lain megathrust berpotensi tsunami dan kondisi laut Indonesia yang kritis. Sepanjang tiga tahapan misi sebelumnya yang mencakup wilayah perairan sekitar Batam, Aceh, Padang hingga Jakarta, penjelajahan OceanXplorer fokus melakukan penelitian oseanografi dan geofisika dengan sejumlah bidang yang meliputi keanekaragaman hayati, iklim, paleo-klimatologi, mikroplastik, kualitas air, dan karakteristik geologi seperti zona Sunda Megathrust yang memiliki implikasi yang signifikan terhadap mitigasi bencana alam di masa mendatang.

Temuan lainnya, menunjukkan jumlah keanekaragaman hayati lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dan kurangnya keberadaan spesies ikan komersial berukuran besar di daerah tersebut. Ini merupakan indikasi perlunya penanganan lebih lanjut untuk mengatasinya agar ikan tidak punah dengan manajemen perikanan lebih baik.

Co-CEO dan Chief Science Officer OceanX Vincent Pieribone mengingatkan, kondisi kritis yang dihadapi laut Indonesia juga dialami oleh wilayah perairan di belahan Bumi yang lain.

“Kesulitan yang dihadapi Indonesia sebetulnya sama dengan kesulitan yang dihadapi dunia. Tetapi kalau harus menyebutkan khusus terkait Indonesia, dari sisi penyediaan protein untuk pangan, Indonesia lebih mengandalkan hasil laut dibandingkan negara lain seperti AS yang mengandalkan perternakan. Jadi kalau lautnya terdampak, tentu akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan Indonesia dari sisi kelautan,” sebutnya dalam sebuah acara media di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/7/2024).

Terkait potensi megathrust, ia menambahkan, hal yang bisa dilakukan OceanX dalam membantu pemerintah Indonesia adalah melakukan mitigasi bencana seperti memasang sensor. “Karena kapal kami bisa menjangkau kedalaman sampai 6.000-7.000 meter, memungkinkan kami memasang sensor di kedalaman tersebut, sehingga akan membantu sistem peringatan dini untuk bencana di Indonesia,” tutur dia.